Jakarta, CNN Indonesia -- Cerita cinta itu menggema menuju semua arah, memberi makna kearifan pada sesama. Begitu banyak cinta di negeri ini. Segala hal menerangi langit seterang nurani pemberi cinta pada sesama.
Bersalaman saling memaafkan, saling memberi pujian tulus, baik bagi sesama saling memberi semangat hidup, menjauhkan rasa curiga, membeningkan cermin air kebahagiaan, bagai baru saja meraih cinta dari kekasih pujaan.
Membangun cinta tak seperti membuat rumah real estate di atas lahan serapan, membuat Jakarta kebanjiran, meski sesungguhnya bukan salah siapa-siapa, sebab jalan air terhambat maka air mencari jalannya sendiri atas kehendak fitrahnya.
Jika air tak mengalir sebagaimana mestinya, seperti cinta terhambat di hati, dibuang sayang disimpan malang, sebab cinta telah tersekam dalam kangen berkepanjangan pada kekasih jiwa. Itu sebabnya kalau memang cinta katakan cinta. Kalau memang sayang katakan saja sayang setulusnya.
Jangan bercuriga pada sesama, pada kekasih hati atau calon kekasih hati, sebab kasih dalam cinta atau sebaliknya, tak sampai diterima kekasih hati, mungkin saja. Sebab kekasih hati tak tahu bahwa cinta sesungguhnya ada bagi sesama ketika harapan dalam terang nurani melihat diri.
Cinta kadang nyebelin ketika hasrat memeluk kakasih tak sampai ke dermaga tujuan, meski cinta dalam kangen menggebu seperti memeluk angin, barangkali hal itu hanya perasaan bagai kalimat klise bertepuk sebelah tangan.
Jika masih mau mencoba melihat perasaan cinta dalam diri, ada atau tidak, tanpa terasa ternyata cinta telah kembali kepelukan mantan kekasih, dulu pernah dibenci, sebab benci itu mungkin cinta nyebelin, tertahan angan merindu bulan kekasih pergi naik kereta lain, sedih nyebelin tapi merindu, obsesi kesel menggigit jari sendiri. Jangan! Gigit pensil saja.
Mungkin loh itu penyebab kangen nyebelin, meski kini telah dipeluk mantan kekasih, dulu dibenci, nyatanya kangen nyebelin itu kemungkinan cinta pada kekasih senantiasa dirindukan bagai teluk merindu ombak, menulis pertanyaan tentang angan dan cita-cita.
Cobalah kembali bertanya pada matahari. Mengapa menyinari bumi? Salam cinta sobatku. Jangan memeluk angan sendiri sebab kenduri obat terbaik bagi cinta dalam angan. Salam sayang buat semua. Ini sekadar kisah hiburan di hari-hari berlari.
Tetap optimis mengejar cita-cita. Tetap patuh pada nasihat Bunda dan Ayah. Jangan abai pada tugas sekolah sekecil apapun. Rajin pangkal pandai seterang cinta di hati bagi sesama.
(ded/ded)