Jakarta, CNN Indonesia -- Lahir dari keluarga besar dengan kondisi ekonomi yang sulit tak membuat semangat belajar Fitri Khoerunissa surut. “Saya memang tak pernah bermimpi jadi saintis, berfoto saja adalah barang mewah bagi kami,” tutur Fitri dalam sosialisasi L’oreal-KNIU Science Project 2017 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Tapi semangat belajar perempuan asal Garut ini tinggi. Meski saban mau ulangan, orangtuanya harus meminta dispensasi pembayaran uang ujian menyusul, Fitri malah termotivasi untuk belajar makin giat. “Dengan pendidikan, hidup kita bisa berubah,” tuturnya.
Setelah lulus sebagai sarjana kimia dari Universitas Pendidikan Indonesia pada 2000, Fitri melanjutkan S2 bidang Kimia di Universitas Gadjah Mada pada 2003 dan jadi lulusan terbaik. Dia kemudian melanjutkan ke pendidikan doktoral di bidang kimia di Universitas Chiba di Jepang.
Lulus sebagai doktor bidang kimia pada 2011, Fitri kembali mendapatkan beasiswa post-doctoral dari Center for Exotic Nanocarbon (2011-2013) dan Research Centre for Energy & Environmental Science di Shinsu (2014-2015).
Pada 2016 lalu, Fitri meraih beasiswa For Woman in Science dan berhak atas beasiswa senilai Rp80 juta. Penelitian yang diajukannya mengenai nanocomposite.
Fitri menyarankan, kalau kalian tertarik untuk memulai meneliti, jangan pilih topik yang rumit. Sebab sains itu sebetulnya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang ditelitinya sendiri berangkat dari kegelisahan bagaimana mengatasi masalah air.
Dia meneliti partikel untuk mengolah limbah air. Saat ini sudah memasuki tahap purwarupa untuk mengolah air secara berkelanjutan. “Sains kalau dipandang sebagai seni, seharusnya menyenangkan,” tuturnya.
Kalian yang tertarik mengikuti kompetisi For Woman in Science 2017, kamu harus berusia maksimal 40 tahun dan minimal berpendidikan S3 atau sedang menjalani pendidikan S3. Isi formulir di web lorealscience.co.id dan penelitianmu harus mencakup bidang life science, material science, teknik, atau matematika.
(ded/ded)