Liburan ke Bali dan Nusa Penida Tak Perlu Mahal

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 15:13 WIB
Perjalanan sejauh 1.040 kilometer dari Bandung ke Nusa Penida di Bali tak perlu dilakukan dengan biaya mahal. Backpacking saja, seperti cara anak muda ini.
Kapal cepat menuju Nusa Penida (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Uang memang bisa membeli segalanya, bahkan jika ada yang menjual, uang bisa membeli waktu dan menambahnya menjadi 32 jam per hari.

Sayangnya uang tidak bisa membeli waktu, termasuk waktu berharga bersama kerabat. Ego masyarakat perkotaan yang seolah hidup dalam rentang waktu sempit, kerap menjadikan aktivitas liburan bersama kerabat layaknya sesuatu yang mahal dan langka.

Rutinitas dan kesibukan mahasiswa mempengaruhi aktivitas belajar. Untuk mengatasi kejenuhan cara yang paling ampuh adalah dengan berwisata bersama kerabat di alam terbuka. Luangkan waktu kamu sekarang, dan jelajahi keindahan alam nusantara, seperti yang penulis lakukan; menjelajahi pulau Nusa Penida dengan cara backpacking pada Februari lalu.

Nusa Penida secara administrasi terletak di sebelah tenggara Bali, yang dipisahkan oleh Selat Badung. Jarak dari Kota Bandung ke Bali sejauh 1.040 km, atau butuh 2 hari satu malam untuk sampai di Bali dengan menggunakan kereta api. Memang waktu tempuh ini begitu lama lantaran saya menggunakan jalur yang tidak biasa.

Stasiun Kereta Api Surabaya Gubeng merupakan pemberhentian awal sebelum perjalanan dilanjutkan menuju Stasiun Banyuwangi baru. Dari pemberhentian terakhir menempuh jarak sekitar 500 meter dengan berjalan kaki untuk sampai di Dermaga Ketapang.

Perjalanan selama 22 jam di kereta cukup bikin pegel semua badan. Tapi perjalanan penulis masih jauh! Buat ngefreshin badan saya beristirahat di musala stasiun sekalian shalat dzuhur. Setelah semuanya fit, penulis lanjutin deh perjalanannya dari Banyuwangi ke Bali dengan kapal laut. Nah, biaya naik kapal cuma Rp. 6.000. Kalian jangan khawatir ketinggalan kapal, karena kapal beroperasi 24 jam nonstop.

Setelah satu jam lamanya, akhirnya sampai juga di Pulau Bali. Jam 14.00 WITA, inget WITA bukan WIB lagi. Tidak jauh dari pelabuhan Gilimanuk ada tempat ngetem bis ke Denpasar. Pintar-pintarlah nego dengan si kondektur bus. Tarif perjalanan itu berkisar Rp. 30.000-Rp50.000. untuk sampai ke Denpasar dengan lama perjalanan 4 jam.

Selama 4 jam di bus lumayanlah untuk beristirahat. Sesampainya di Terminal Ubung jam 18.00 WITA.

Saya memutuskan untuk menemui teman demi menghemat uang, dan istirahat sejenak beberapa hari di Kota Denpasar.

Apabila kalian ingin menggunakan jasa penginapan di Bali, sudah ada penginapan yang murah-meriah bagi para backpacker dari harga Rp. 75.000-100.000,- per hari.

Keesokan harinya saya memesan ojek online ke Sanur, tempat untuk menuju ke pulau Nusa Penida. Perlu diingat juga di Bali tidak ada angkutan kota. Hanya ada Damri dan Trans Metro Bali. Itu pun juga hanya beroperasi dari jam 07.00 WITA sampai dengan jam 16.00 WITA.

Sesampainya di Sanur, saya langsung menuju travel untuk memesan tiket kapal ke Pulau Nusa Penida. Harga tiket Rp175.000 untuk kapal biasa yang membutuhkan waktu perjalanan selama 1 jam, dan Rp225.000 untuk kapal cepat dengan waktu tempuh 30 menit.

Sesampainya di Nusa Penida saya langsung menghampiri jasa penyewaan motor selama 1 hari dan dikenakan tarif Rp70.000. Kalian jangan khawatir, di Nusa Penida ada banyak penginapan rumah. Di sana ada yang menyediakan kamar dengan tarif Rp200.000 per hari. Fasilitasnya jangan diragukan lagi. Di dalamnya ada kipas angin, shower, wc duduk dan lain-lain.

Apabila mencari penginapan langsung saja cari di sekitaran pelabuhan. Karena tujuan saya adalah backpacking, saya memilih tidur di tenda dan hammock di bibir pantai Broken Beach di Pulau Nusa Penida.

Untuk cara kembali ke Kota Bandung sebenarnya masih sama dengan perjalanan berangkat. Akan tetapi diusahakan ketika pulang jangan terlalu sore sebab tidak akan menemukan kapal yang disediakan travel. Kapal tersebut hanya beroperasi pada jam 07.00 dan 14.00 WITA saja.
Usahakan pula untuk memesan tiket Kereta Api pulang-pergi.
 
Penulis: Muhamad Diki Abdullatif
Jurusan/Fakultas: Sejarah Peradaban Islam / Fak. Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER