Jakarta, CNN Indonesia -- Instagram membuat Putri Anindya terkenal. Perjalanannya keliling dunia dan ke berbagai destinasi keren di Indonesia, yang kemudian diunggah ke Instagram, membuatnya menjadi salah satu fotografer yang populer di situs jejaring sosial itu.
Putri yang dulunya sempat menunda skripsinya untuk kepergiannya dalam hal fotografi dan akhirnya ia lulus dengan menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) spesialisasi jurnalistik pada 2016.
Ketertarikannya terhadap dunia foto sudah dipraktikkan sejak kecil. Dia belajar fotografi dari pamannya dengan menggunakan kamera analog. Selanjutnya, kemampuan fotonya diasah lagi saat berkuliah di Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad.
Instagram merupakan media di mana tempat ia membagikan pengalamannya ketika mengunjungi tempat-tempat yang menarik. Dia membuat akun di Instagram pada Februari 2012. Saat itu memakai iPhone 4 dalam memotret.
Akun pertama yang di-
follow-nya yaitu @dirka, @finn, dan @twheat. Setelah ia mem
-follow akun itu, ia semangat untuk mengunggah foto-fotonya. Selain memotret menggunakan iPhone 4, ia menggunakan kamera DSLR Canon 500D.
Fotografi adalah hobi Putri. Tapi tak semua foto diunggahnya ke Instagram. Dia menganggap foto yang sangat bagus menjadi koleksi pribadinya.
Pengikut Putri di Instagram, yang tadinya sedikit, sekarang sudah mencapai sekitar 500.000-an. Ia pernah mendapatkan bentuk apresiasi dalam bentuk
suggested users oleh Instagram pada bulan Agustus, di tahun yang sama pada pembuatan akunnya.
Pemilik akun @puanindya itu merasa terkejut melihat e-mail dari Instagram yang menyatakan akunnya dimasukkan sebagai
suggested users meskipun hanya selama dua minggu. Putri menambahkan, bahwa
suggested users saat itu tidak sembarangan orang. Dari Indonesia seingatnya ada sepuluh orang yang masuk
suggested users.
Foto-foto dalam akun @puanindya memang terlihat condong ke alam, karena memang ia menyukai alam dan perjalanan. Perjalanan atau
travelling menjadi kegiatan rutin dalam keluarganya sejak ia kecil. Ia sering jalan-jalan bersama keluarganya tercinta.
Bandung menjadi alasan Putri untuk selalu mengunggah foto-fotonya ke Instagram. Ia ingin memperkenalkan wisata Bandung seperti Bukit Moko, Tebing Kraton kepada
follower-nya yang isinya kebanyakan warga Indonesia. Menurutnya, Bandung mempunyai potensi dalam wisata alam. Bandung yang dikenal dengan wisata kulinernya dan belanja, membuat Putri semakin semangat mengunggah foto-foto wisatanya di Bandung dan diberi tanda pagar #paun_bandung.
Tidak hanya ingin menunjukkan atau memperkenalkan wilayah Bandung kepada Indonesia melalui foto, ia juga berkeliling ke luar negeri dengan tujuan memberi tahu
follower-nya bahwa ada tempat-tempat tersembunyi di suatu wilayah semisalnya wilayah Turki yang mempunyai potensi dalam wisata.
Tujuan lain Putri terkait dengan pekerjaan. Jadi, perjalanannya ke luar negeri tidak semata-mata hanya jalan-jalan saja. Meskipun teman-temannya sering menganggapnya boros karena selalu jalan-jalan tetapi ia tidak peduli karena menurutnya lebih baik mengeluarkan uang untuk jalan-jalan daripada belanja. Dengan jalan-jalan ia merasa mendapatkan pengalaman yang begitu berkesan dan bisa diceritakan ke anak-anaknya nanti.
Fotonya bukan hanya menjadi konsumsi
follower Instagramnya. Beberapa fotonya ditampilkan pada pameran di San Fransisco. Selain masuk ke pameran, fotonya pernah digunakan sebagai sampul album musik dari musisi Tony Anderson dan Joe Gil.
Selain melakukan berbagai proyek foto di luar negeri, ia dipilih menjadi
brand ambassador Matoa Indonesia. Ia menyukai produk dari Matoa tersebut yang cocok dengan dirinya yang suka berpetualang. Dalam Matoa sendiri, ia juga mengisi jurnal di
website resmi Matoa, dasar yang didapatkan dari perkuliahan di jurnalistik tersebut memudahkannya dalam menulis jurnal di
website tersebut. Hobinya yang suka foto diimbangi dengan apa yang sudah ia dapatkan dalam kuliahnya yaitu menulis.
Pendidikan yang baru saja ia selesaikan adalah apa yang ia impikan yaitu menjadi seorang jurnalis yang menurutnya itu sesuai ketertarikan dan minatnya. Ia menginginkan dapat kerja di Lonely Planet atau National Geographic.
Dalam wawancara melalui telepon itu, Putri Anindya memberikan tips kepada para fotografer. “Hasil foto dibuat berdasarkan perspektif kita, jangan mau mengikuti karakter orang lain. Buat karakter sendiri tapi karakter itu bukan dari filter tapi dengan cara kamu memandang sesuatu (perspektif). Yang penting bagaimana foto itu hidup, dan bercerita. Memang sih foto yang bercerita itu susah dibuatnya. Setidaknya foto itu bisa hidup dan orang yang melihat foto kamu itu serasa ada dalam foto itu.”