Jakarta, CNN Indonesia -- Jam masih menunjukkan pukul 06.00 WIB di Bandung yang sejuk. Terlihat pria bertubuh kecil, memakai kacamata hitam, kemeja garis-garis, dan sebuah tas kecil yang melingkar di punggungnya. Ia baru tiba di tempat kerjanya: areal parkir Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad).
Dialah Undang Suryaman (39) atau yang biasa di sapa Bang Jack. Dia datang pagi-pagi dari rumahnya di Babakan Loa, Rancaekek Kabupaten Bandung. “Saya hanya ingin melihat anak-anak di desa ini semangat untuk belajar, tidak bernasib sama dengan saya yang hanya lulusan SD,” katanya.
Bang Jack adalah juru parkir yang berpenampilan nyentrik. Terutama kacamata hitam yang dikenakannya. Jarang ia melepas kacamata itu. Selebihnya, ia seorang juru parkir sederhana, yang bekerja keras untuk menopang hidup keluarganya. Dia seorang yang ceria, mudah bergaul, dan banyak dikenal mahasiswa maupun petinggi fakultas itu.
Di balik kesederhanaan itu ternyata ada cerita yang layak jadi inspirasi kita. Dari hasil bekerjanya sehari-hari, Bang Jack mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendididkan Alquran (TPA) untuk warga sekitar Desa Babakan Loa, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung secara gratis untuk warga yang kurang mampu.
“Awalnya saya inisiatif mendirikan sekolah karena teringat masa lau saya, yang dulunya antusias untuk sekolah tapi tidak bisa sekolah karena memang keterbatasan biaya dari orangtua dan hanya lulus sampai SD,” katanya di area parkir Fikom, baru-baru ini.
TK dan TPA yang didirikan itu bernama Raudatul Jannah yang mempunyai arti Taman Surga. Bang Jack bersama keluarganya mendirikan sekolah ini pada 2011. Peserta didiknya sudah mencapai 156 anak. Murid TK sebanyak 56 orang, sedangkan sisanya menjadi murid TPA yang sebagian besar merupakan anak-anak sekitar Desa Babakan Loa.
“Ketika baru didirikan muridnya hanya 12 orang. Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sampai sekarang. Yang di ajarkan di sini formal dan non formal. Di sini yang ditekankan belajar dasar agama seperti Iqro dan Alquran,” katanya.
Awal didirikan, sekolah ini memakai area masjid sebagai kelas. Ruang sekolah yang kecil tak mampu menampung murid yang kian bertambah. Bang Jack alias Undang pun kesulitan mendapatkan bangunan untuk belajar. Sementara penghasilannya sebagai juru parkir tidak cukup jika harus mengontrak bangunan.
Ia pun berinisiatif memanfaatkan rumah mertuanya yang kosong untuk sekolah. Rumah itu diberi sekat-sekat terbuat dari triplek sebagai kelas. Ia berusaha keras mengembangkan sekolahannya meskipun terkendala dana. Sampai saat ini sekolah Bang Jack belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa setempat.
Namun ia tetap menjaga semangat anak-anak agar semangat untuk sekolah. “Saya pribadi kurang mampu dari pengeluaran di rumah juga besar untuk keperluan anak sekolah, sementara hasil sebagai juru parkir sedikit hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Saya yakin Allah selalu memberikan rezeki tidak tahu dimana saja dan kapan saja” ungkapnya.
Dulunya sekolah ini hanya dikelola oleh Bang Jack dan istri dengan segala keterbatasan. Ia mengaku beruntung mempunyai keluarga dan rekan-rekan yang selalu mendukungnya. Bahkan sekarang ada beberapa teman sukarelawan yang mau membantu sebagai tenaga pengajar.
“Staf pengajar dulu hanya saya dan istri saja. Namun, saat ini banyak dari teman-teman relawan yang mau mengajar tanpa dibayar, bahkan bantuan seperti buku dan alat peraga juga mulai berdatangan,” katanya.
Di perjalanan Bang Jack mendirikan sekolah ini tidaklah selalu mulus. Tak jarang ia mendapatkan cemoohan, hinaan bahkan cibiran tentang ide sekolahnya itu. “Ada yang bilang sekolahnya tidak benar karena yang mendirikannya saja tidak punya ilmu dan hanya lulusan SD,” katanya.
Kritikan itu membuat dirinya tidak menyerah namun malah membuatnya semakin bersemangat untuk menunjukan bahwa dirinya mampu, tidak seperti yang dicemoohkan orang. Ia hanya menginginkan anak-anak di sekitar rumahnya bisa mengenyam pendidikan, tidak seperti dirinya.
Tidak sampai di situ saja. Bang Jack dan rekan-rekannya sedang merancang ide baru dan dalam tahap berjalan untuk program yang ia namakan bank kafan. Bank kafan ini adalah program untuk memberikan kain kafan gratis kepada warga desa Babakan Loa.