Analogi Bahagia dalam Cinta

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 11:26 WIB
Hubungan positif akan membuat bahagia. Karenanya perlu attachment antar pasangan. Apa itu attachment?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/Betyarlaca)
Bandung, CNN Indonesia -- And baby, everytime you touch me
(Dan sayang, setiap kamu menyentuhku)
I become a hero
(Aku menjadi seperti pahlawan)
I’ll make you safe
(Aku akan membuatmu aman)
No matter where you are
(Di mana pun kau berada)

Sepenggal lirik lagu When You Tell Me That You Love Me yang dinyanyikan Westlife dan Diana Ross. Lagu tersebut diputar di ruang seminar dan dinyanyikan bersama oleh peserta seminar. Mereka terhanyut dalam romantisme lagu yang menceritakan kebahagiaan seseorang ketika pasangannya mengatakan cinta padanya.

Seminar PsyClub 2017 yang menjadi acara tahunan Senat Psikologi Universitas Kristen Maranatha (UKM) ini bertajuk “Does Happiness Exist? Let’s Find Out!”. Digelar di Gedung Serba Guna (GSG) lantai 1 UKM, seminar ini dihadiri sekitar 300 peserta pada Sabtu, 29 April 2017. Salah satu pembicaranya ialah Prof. Dr. Sawitri Supardi Sardjoen., Psi. yang menjelaskan tentang Attachment and Positive Relationship with Others.

Di usia senjanya, wanita kelahiran Jakarta, 24 Maret 1943 ini begitu semangat menerangkan bahagia yang bisa didapatkan dengan menjalin hubungan yang positif. Sawitri mengawali pembahasannya dengan menerangkan istilah attachment dalam psikologi. Ia menuturkan, attachment adalah suatu hal yang terkait dengan relasi yang kuat antar dua individu yang satu sama lain merasa sangat dekat seraya keduanya melakukan berbagai hal untuk menjaga relasi mereka.

Attachment itu artinya keikatan emosi, di mana ikatan itu sifatnya saling mengisi, dan sangat bermakna bagi kedua orang yang terikat secara emosional,” ujar Sawitri.

Aplikasi dari attachment Sawitri analogikan melalui lagu When You Tell Me That You Love Me yang dinyanyikan Westlife dan Diana Ross. Dalam lagu tersebut, terdapat hubungan attachment dan compassion (keharuan). Keharuan berkembang pada lirik “I wanna hold you close, under the rain” di mana seseorang menyatakan keinginannya untuk memeluk pasangannya di bawah turunnya hujan. Keharuan tersebut merupakan akibat dari keterikatan emosi yang terjalin antara dua pasangan yang saling mencintai.

“Bayangkan! Jadi, mencari cinta itu tidak mudah. Harus berusaha, ya! Cari-cari yang lagi musim hujan,” Sawitri bergurau, ia dan peserta seminar terkekeh.
Peserta seminar disapanya dengan sebutan “cucu”. Sebab menurut nenek dari sepasang cucu ini, mahasiswa yang menjadi peserta seminar sebaya dengan cucunya yang sudah mahasiswa juga. Sawitri begitu ramah berdialog dengan peserta seminar dan pembicara lainnya, yang ikut menyaksikan pemaparan materi dari Sawitri.

Guru Besar di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ini melanjutkan, efek ikatan emosi dan keharuan terhadap kebahagiaan. Pada lirik “I’m shining like a candle in the dark, when you tell me that you love me”, kebahagiaan optimal yang diperoleh dua sejoli. Ketika pasangannya mengatakan cinta, kemudian pasangan lainnya merasa dirinya seolah cahaya lilin yang memancar dalam kegelapan. Ungkapan tersebut merupakan manifestasi dari cinta kasih yang terjalin dapat memancarkan rasa bahagia dan membuat pasangannya merasa lebih berarti.

Ketika ditanya mengenai arti kebahagiaan, ia berpendapat bahwa kebahagiaan itu sulit untuk dipastikan. Setiap orang memiliki perbedaan dalam menghayati berbagai situasi dan momen yang menyebabkan seseorang merasa bahagia. Kebahagiaan merupakan hasil integrasi dari rasa tenang, terpesona karena melihat keindahan, sesuatu yang inspiratif, hal-hal yang diminati, pertemanan hakiki, dan juga harapan.

“Yang paling penting, di antara kehadiran momen yang kita rasakan, ada momen-momen yang membangkitkan perasaan positif, perasaan nyaman,” pungkas Sawitri.

Pemaparan materi yang disampaikan Sawitri ringan, layaknya ngobrol santai. Hal ini diakui oleh salah satu peserta seminar, Ifa. Menurutnya, dari empat sesi seminar yang ada, pembahasan Sawitri yang paling menarik. “Soalnya cara dia ngebawain sesi rame,” ungkap Ifa.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang fana. Kita tidak tahu kapan kita akan mendapat kebahagiaan, seberapa lama kebahagiaan itu dapat bertahan, dan apa makna dari kebahagiaan itu sendiri. Setidaknya, pertanyaan-pertanyaan itulah yang melatarbelakangi Yohana Irma, sebagai Ketua Pelaksana Psyclub 2017 mengadakan seminar dengan tema kebahagiaan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER