Suara Gembira Para Ananda di Angkasa

CNN Indonesia
Minggu, 14 Mei 2017 08:44 WIB
Ada saja hal kegembiraan untuk negeri tercinta ini. Para ananda bertanya tentang kisah-kisah heroik para pahlawan negeri ini.
Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom
Jakarta, CNN Indonesia -- Suara riang gembira di angkasa, bahagia merayakan ulang tahun kemerdekaan negeri tercinta setiap tanggal 17 Agustus. Setelah para ananda menghias sepeda untuk karnaval sederhana, berkeliling kompleks perumahan, bersama teman di sekolah berbagi kegembiraan dan kebahagiaan.

Meriah Sang Dwi Warna, ada di hati para ananda di antara warna-warni hiasan sepeda. Gelak tawa mereka melayang-layang menyapa langit. Riang gembira bersahaja bersama Sang Dwi Warna, dalam syair berkibarlah benderaku.

Itulah panorama sederhana setiap waktu ada kemeriahan ulang tahun negerinya. Ada saja hal kegembiraan untuk negeri tercinta ini. Para ananda bertanya tentang kisah-kisah heroik para pahlawan negeri ini.

Para pahlawan, berjasa memberi benih kesuburan di tanah leluhur untuk cucu-cucu. Mengandung ragam pesona tradisi-tradisi. Rasa syukur dalam doa, ikhlas. Suara pekik gembira, gelak-tawa renyah membuat hati nyaman melihat ananda sehat, kreatif dan pintar.

Puji syukur menuju kemeriahan persaudaraan di sekolah atau di lingkungan ananda. Mereka terus belajar memahami pengabdian pahlawan negeri tercinta ini. Tugas orang dewasa menceritakan hal kebenaran itu, kemudian, untuk generasi selanjutnya lagi dan lagi.

Mudah menjadi tulus, ikhlas dan baik, mengalir begitu saja bagai mata air di dunia anak. Lihatlah para ananda ringan gembira memeluk Ayah dan Bunda pamit ke sekolah.

Para ananda tidak mengenal ‘intoleran’ tidak pernah mencuat di dunia anak Indonesia istilah ‘aneh’ itu. Ananda, bermain kelereng, berlari mengejar layang-layang, main petak umpet, naik kerbau di temani kakek dan nenek di sawah. Kegembiraan kebangsaan.

Perilaku apakah itu, hal aneh-intoleran. Apakah semacam euforia, pura-pura mencuci kaki langit seraya menyoal arogansi mencoba membuat sejarah baru.

Ini Indonesia, telah di proklamasi melahirkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 atas nama rakyat Indonesia oleh Proklamator Soekarno-Hatta.

Intoleran, bukan contoh pendidikan kabangsaan. Hal tidak laku di dunia anak Indonesia. Belajar dari para ananda, bagaimana memahami harmoni, keseimbangan, persahabatan, persaudaraan dan kearifan dunia anak, menggenggam bendera dengan iman kebangsaan.

Lihat para ananda, bermain tanpa berjarak, semisal dia jadi bintang aku jadi rembulan, aku jadi langit dia jadi matahari. Tak ada perbedaan negatif dan hal rumit di persahabatan dunia anak.

Para manipulator-koruptor, segera kembalikan hak anak Indonesia, jangan mencuri hak hidup dan pendidikan. Mereka melihat perilaku anda di media. Nggak malu ya. Menyedihkan.

Keriangan para ananda menuju citacita. Dengarkan mereka bercengkerama, berkisah tentang ingin jadi pilot, dokter, tentara dan polisi. Ingin jadi arsitek, ilmuwan dan seniman. Ingin jadi juara kelas. Jadi terbaik menurut mereka. Kisah dan citacita hebat.

Indonesia milik para ananda penerus citacita kebangsaan. Jujur, bersih dan bening. Sekalipun di usia balita, tegap menyanyikan lagu Indonesia Raya. Berdoa untuk negeri berkat Ilahi menerangi tanah negeri agraris. Setiap upacara bendera di hari Senin.

Terima kasih Tuhan ku. Terima kasih Ayah dan Bunda. Terima kasih Guruku. Terima kasih Negeriku. Memberi pelajaran kebaikan, kejujuran, kebenaran, di tradisi multi kultur di tanah negeri subur dan makmur, tongkat kayu jadi tanaman. Salam Bahagia Keluarga Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER