Inspirasi Bisnismu: Surganya Kucing dan Es Krim

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jun 2017 07:39 WIB
Kalau kamu suka kucing dan es krim, kafe unik di Bandung ini bisa jadi tujuanmu di kota itu. Atau, tertarik bikin bisnis serupa?
Surganya pecinta kucing (UGC CNN Student/Lia Elita Robani)
Bandung, CNN Indonesia -- “Cats and ice cream? It means heaven on earth.” Percayakah kamu, surga dunia dapat berwujud lingkungan yang dipenuhi oleh kucing dan semangkuk es krim? Terlepas dari pecinta kucing atau bukan, setujukah kamu dengan kutipan tersebut? Jika kamu ingin menemukan surga dunia itu, datanglah ke Bandung. Cats and Ice Cream dapat menjadi pilihan.

Cats and Ice Cream merupakan kafe berkonsep kucing, terletak di Jalan Kanayakan No 13, Bandung. Dari jalan raya, kamu perlu memasuki gang lalu berjalan sekitar 500 meter. Dari luar, bangunan yang berada di jajaran kanan itu tampak seperti rumah. Namun, ada penanda yang akan meyakinkanmu, bangunan bercat putih itu bukan rumah biasa. Plang kuning bertuliskan Cats and Ice Cream seakan berteriak meminta siapapun yang lewat untuk mampir.

Rumah yang dialihfungsikan menjadi taman bermain kucing itu memiliki halaman parkir yang tidak luas. Hanya cukup untuk dua mobil. Saat membuka pintu dan memasuki area reservasi, kamu akan disuguhi lingkungan bersuasana kucing. Kamu pun akan mendapati sebuah kutipan yang terpampang di tembok. “Cats and ice cream? It means heaven on earth.” Kutipan berwarna coklat yang cukup besar itu dihiasi daun-daun palsu yang dirangkai sedemikian rupa.

Seorang resepsionis berseragam akan menyambut pengunjung. Ia kemudian akan menjelaskan tarif untuk bermain dengan kucing di sana adalah Rp50.000 per orang. Biaya itu sudah termasuk satu jam bermain dengan kucing dan seporsi es krim. Resepsionis akan menanyakan varian es krim yang kamu inginkan, beserta topping dan flakes-nya. Setelah ditanyai nama dan membayar, kamu akan diberi sebuah nametag sebagai identitas pengunjung.

Ada beberapa prosedur yang harus dipatuhi pengunjung sebelum memasuki area bermain. Kamu harus membuka alas kaki dan menggantinya dengan sandal khusus yang telah disediakan. Bagian atas lemari sandal dihuni beberapa alat kebersihan seperti hand sanitizer, tisu, dan pengangkat bulu kucing. Kemudian, kamu dipersilakan masuk ke sebuah ruangan.

Begitu masuk, kamu akan berada di sebuah kafe bernuansa hutan yang semuanya serba kucing. Kamu akan segera mencium cukup menyengat jika belum terbiasa. Enam kursi beserta mejanya berjejer membentuk huruf L. Bantal kursi berbentuk kucing, tulisan “CAT” di tembok, dan tayangan televisi tentang kucing menjadi pelengkap. Kucing-kucing berbulu lembut dan tebal dengan berbagai jenis dan warna siap untuk diajak bermain.

Terdapat buku menu di tiap meja. Namun, buku itu tidak berisi pilihan makanan atau minuman. Buku itu memuat informasi tentang kucing-kucing yang ada. Setiap foto kucing dilengkapi data seperti nama, tipe, tanggal lahir, tingkat keramahan, serta tingkat keaktifan. Selain itu, tercantum pula aturan-aturan berinteraksi dengan kucing dan manfaat bermain bersama kucing.

Seorang cat keeper berseragam akan memantau dan berulang kali menyemprotkan pewangi ruangan untuk mengurangi bau. Ia juga akan senang hati membantu pengunjung untuk menggendong kucing atau membantu mengambil foto. Contohnya, Raka Nurul Fikri. Mahasiswa tingkat akhir Teknik Informatika ITB itu memilih mengisi waktu luangnya dengan kerja paruh waktu. “Lumayan buat dapat pengalaman kerja, bisa main sama kucing juga. Dapat uang juga,” katanya.

Menurutnya, bekerja sebagai cat keeper menyenangkan karena bisa dekat dengan kucing. Namun, ia juga mengakui bahwa mengurus enam belas kucing dari pagi hingga malam juga cukup melelahkan. Berdasarkan penuturannya, semua kucing di sini mendapatkan perawatan setiap Senin. Kucing-kucing itu adalah kepunyaan pemilik kafe, Arinda. Ada juga yang sengaja dibeli dari sesama pecinta kucing agar rasnya lebih beragam.

Dari enam belas kucing yang ada, tentu tidak semuanya bisa diajak bermain. Ada yang asyik tidur, ada pula yang betah berdiam diri di kayu bagian atas. Kucing yang sedang hamil akan sensitif untuk diajak main hingga ia memilih mengasingkan diri. Selain ada susunan stretcher, ada pula kayu yang disusun menyerupai tangga sehingga kucing bebas bermain. Bebas pula loncat ke sana ke sini.

Bermain dengan kucing memang dapat menjadi salah satu pilihan yang asyik untuk melepaskan penat. Dalam buku menu pun dituliskan berbagai manfaat bermain dengan kucing. Mulai dari mengurangi stres, mengurangi rasa cemas, memperbaiki suasana hati, hingga mengusir rasa kesepian. Selain menjadi teman bermain yang menghibur, kucing juga dapat dijadikan objek foto yang menarik dengan berbagai tingkahnya.

Wati bersama anak, menantu, dan cucunya memutuskan untuk melepas penat di Cats & Ice Cream, pada sebuah akhir pekan, April lalu. Keluarga yang berasal dari Bandung itu mengetahui Cats & Ice Cream dari tayangan televisi. Lalu, mereka sepakat untuk berkunjung ke kafe itu saat hari libur. Wati mengaku, mereka sekeluarga sudah terbiasa dengan binatang. “Di rumah juga memang senang binatang. Ada kura-kura, ikan. Anak-anak sudah dibiasakan dengan binatang,” ujarnya.

Menurutnya juga, akan lebih baik bila ruangan seluas 6 x 10 meter itu diperbesar. Jenis kucing pun sebaiknya ditambah. “Supaya satu orang bisa megang satu, gak rebutan,” kata wanita berkerudung motif bunga itu. Ini baru pertama kali ia ke kafe berkonsep kuncing. Sepengetahuannya, di tempat lain khususnya Bandung tidak ada kafe berkonsep seperti ini. “Untuk pecinta kucing ya bisa terpenuhi kebutuhannya,” tambahnya.

Menurut Pusvita Dewi, Manajer Kafe, tempat ini mendapatkan respons yang baik sejak awal pembukan. “Awal-awal buka, pengunjung langsung membeludak di 200 orang. Alhamdulillah,” ujarnya. Rata-rata pengunjung di weekday, per harinya 40 orang. Sedangkan rata-rata pengunjung di weekend, per harinya 100 orang.

Cats & Ice Cream didirikan pada 28 Desember 2016. Pendirian kafe ini berawal dari hobi, menurutnya. “Idenya berawal dari hobi. Terinspirasi dari cat lovers untuk bikin taman bermain kucing. Akhirnya bikin konsep dan jadilah kafe ini,” jelasnya.

Pengunjung yang datang pun tidak hanya dari Bandung, tetapi dari luar kota juga. “Pernah kedatangan dari Bali, Sulawesi, Kalimantan. Kebanyakan dari Jakarta yang sengaja datang untuk berakhir pekan di Bandung,” kata perempuan berambut panjang itu.

Pengunjung biasanya mempermasalahkan jam bermain yang singkat. Meski begitu, tim pengelola juga belum ada rencana untuk memperbesar atau membuka cabang. “Belum ada rencana ke sana. Masih banyak pertimbangan,” tambahnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER