Rumah Bumi Langit: Tempat Singgah Para Penjelajah

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jun 2017 14:11 WIB
Namanya Rumah Bumi Langit. Di sini kamu bisa memandang Kota Bandung dengan lampu kerlap-kerlip. Tapi bukan cuma pemandangan ada di sini lho.
Kegiatan di Rumah Bumi Langit (Dok. Instagram/rumahbumilangit)
Bandung, CNN Indonesia -- Ari imut-imut Bandung
Kota diriung ku gunung
Dikantun montel katineung
Paanggang muntang kamelang

Ketika mendengar petikan lirik yang dinyanyikan Doel Sumbang tersebut, ingatan saya tentang Bandung seketika keluar dengan sendirinya. Membahas Bandung memang tidak akan ada habisnya. Suhu udara yang dingin, tempat-tempat wisata yang tersebar di setiap sudut kota, hingga kuliner yang unik dan bersahabat di kantong adalah hal-hal yang bisa kamu rasakan ketika menginjakkan kaki di kota kembang ini.

Saya menelusuri jalanan yang basah selepas diguyur hujan pada Senin, medio Mei lalu, sekitar pukul empat sore. Suhu dingin terasa hingga sekujur tubuh meskipun sudah mengenakan jaket dan celana panjang.

Tujuan saya adalah sebuah tempat di Jalan Bukit Pakar Timur Atas Nomor 9, Kota Bandung. Namanya Rumah Bumi Langit (RBL). Suara tonggeret yang nyaring dan kabut tipis yang menyelimuti Kota Bandung menyambut saya ketika tiba di RBL.

Laiknya sebuah rumah pada umumnya, Rumah Bumi Langit terlihat begitu sederhana. Ruangannya memang tidak begitu besar. Ada meja kayu yang berukuran sedang di sebuah sudut ruangan yang didominasi oleh cat putih itu. Kursi-kursi kayu yang tinggi ala-ala kursi kafe juga menghiasi ruangan ini.

Bagi yang ingin lesehan (duduk di lantai), ada meja-meja kecil dan bantal empuk yang terlihat cukup nyaman. Jendela yang cukup banyak membuat sirkulasi udara berjalan lancar. Selain itu, cahaya yang masuk juga banyak.

Anissa Zuhalmi, salah satu orang yang turut mendirikan RBL menjelaskan tempat ini didirikan oleh dia dan teman-temannya. “Pendiri RBL (Rumah Bumi Langit) itu kita. Kita berawal dari sebuah film, namanya Aksa. Film itulah yang mempertemukan kita semua,” ujar wanita berusia 23 tahun tersebut.

“Setelah kita dipertemukan, ada yang namanya proses bootcamp (kegiatan pembinaan mental dan pola pikir). Setelah bootcamp, baru keluar sebuah ide untuk membuat rumah. Makanya dibuatlah Rumah Bumi Langit yang ada di Bandung,” lanjut Anisa.

Rumah Bumi Langit sendiri mengadakan soft opening (pembukaan kecil) pada 10 September tahun lalu. Daya tarik di RBL ini adalah rooftop (bubungan atap)-nya. Di rooftop berbentuk segi empat itu, pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Bandung.

RBL dibentuk untuk sebuah tujuan yang mulia. Anissa menjelaskan, sebenarnya RBL bukan tempat wisata karena mereka tidak mematok harga tiket masuk. Namun, mereka menyediakan sebuah kafe bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan di rooftop atau di bagian dalam ruangan. Mereka juga membebaskan pengunjung yang ingin berfoto ria atau sekadar menikmati pemandangan indah di sana.

“Kita buat rumah ini supaya penjelajah yang ada di Bandung bisa mampir di tempat kita. Kita juga merangkul semua komunitas-komunitas yang ada di Bandung untuk berkolaborasi untuk menyalurkan ide-ide kreatif,” jelas Anissa.

Kegiatan di RBL
Selain sebuah tempat untuk berfoto ria dengan latar pemandangan Kota Bandung yang memesona ketika malam tiba, pengunjung RBL bisa juga mengikuti beberapa kegiatan di sana, yakni bioskop rooftop, universitas semesta, pasar murah rooftop, dan music rooftop.

Bioskop rooftop adalah kegiatan pemutaran dan diskusi sebuah film. Di sini, pengunjung bisa menikmati sebuah film dan berdiskusi langsung dengan ahlinya. Film-film yang pernah ditayangkan di bioskop rooftop ini adalah Tapal Batas, Potret, dan Humus.

Jika kamu ingin belajar tentang suatu hal di alam terbuka, universitas semesta mungkin harus kamu coba. Layaknya sebuah perkuliahan di perguruan tinggi, pengunjung akan mendapatkan materi dari para ahli. Kuliah ini biasanya dilakukan pada malam hari agar pengunjung dapat mengikutinya tanpa menganggu aktivitas mereka.

Di universitas semesta ini, RBL pernah mengadakan kuliah malam tentang manajemen perjalanan, bedah buku Garis Depan Nusantara, etika memotret di alam liar dan sebagainya.

Ingin belanja murah di sebuah ketinggian sembari menikmati pemandangan cahaya lampu Kota Bandung? Pasar murah rooftop ala RBL adalah solusinya. Di pasar murah rooftop, pengunjung bisa berjualan sekaligus membeli barang-barang layak pakai dengan harga murah.
RBL juga pernah mengadakan kegiatan music rooftop.

“Janganlah bermuram durja karena hari ini waktunya kita bersua dan bersuka di antara bias-bias lampu kota”. Itulah teks foto yang mereka unggah di akun Instagram @rumahbumilangit.

Di acara tersebut, RBL menghadirkan Gallur Andjana (penyaji musik etnik kontemporer) dan Swara Langit.

Salah satu pengunjung yang pernah ke sana adalah Dimas Surahman. Pria asal Garut, Jawa Barat, itu mengungkapkan RBL adalah tempat yang lumayan bagus. “View sunset-nya juga bagus. Apalagi saat malam. Kota Bandung terlihat 180 derajat,” katanya.

Menurut Dimas, tempat itu sebenarnya seperti rumah biasa, tetapi ada kafenya. Ia dengan ramah menceritakan perjalanannya ke sana. “Sebenarnya ketika saya ke sana masih tutup soalnya bertepatan dengan libur tahun baru. Namun, akhirnya diizinkan untuk masuk oleh penjaganya. Kasihan mereun jauh-jauh (kasihan sudah jauh-jauh ke sini),” tutur Dimas.

Dimas mengetahui RBL dari Instagram @infobandung. “Pas saya ke sana belum pada beres. Nggak tahu kalau sekarang. Kalau nggak salah (RBL) itu menyatu dengan kosan (indekos). Lebih baik dipisah,” komentar Dimas.

Hal senada dijelaskan oleh Anissa. “Sebenarnya itu tempat teman kita. Itu tempat kos-kosan. Akhirnya jadi kantornya Aksa. Karena ada area yang luas di sebelah, di situ kita jadikan Rumah Bumi Langit.”

Menurut Anissa, pengunjung yang datang ke RBL lumayan banyak. “Antusiasmenya cukup tinggi. Apalagi banyak di antara mereka yang menyukai pemandangan city light-nya Bandung dari atas sana. Kegiatan-kegiatan kita yang banyak dan bermanfaat serta kesempatan berkolaborasi mendatangkan teman-teman baru bagi kita,” kata Anissa.

Senja perlahan menghiasi langit yang didominasi awan tebal. Warna merah muda terlihat dominan di langit. Terlihat sekawanan burung berterbangan dari barat menuju ke timur.

Langit berwarna cerah perlahan tergantikan oleh gelapnya malam. Matahari terbenam dengan sempurna. Perlahan, lampu-lampu rumah dan bangunan-bangunan di Kota Bandung terlihat menerangi malam yang gelap itu.

RBL tidak hanya sebuah tempat yang indah untuk sekadar berfoto. Tempat sederhana tersebut menyimpan wisata edukasi dengan konsep yang cemerlang.

Agung Pratama Putra
Mahasiswa Prodi Jurnalistik Universitas Padjadjaran
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER