Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang terutama para pemula yang menganggap memulai bisnis itu susah dan ribet. Tapi tahukah kamu, memulai suatu bisnis itu sama dengan seperti saat kita jatuh cinta? Hal ini diungkap oleh Adi Putera Wijaya di dalam seminarnya yang bertajuk "Creativeness Create Your Own Be Inovative And Start Your Business".
Adi menungkapkan bagi siapa saja terutama anak muda hal yang pertama dilakukan saat memulai bisnis ialah mengibaratkan seperti saat pertama kali jatuh cinta. Yaitu harus mau atau tertarik dahulu terhadap suatu bisnis. Karena jika kita ingin memulai sesuatu tentu saja harus ada
interest (ketertarikan) terhadap sesuatu.
"Hal yang pertama kita lakukan dalam memulai bisnis itu seperti saat PDKT (Pendekatan) saja, tahu kan gimana kalau lagi PDKT kita harus sukai dulu hal apa yang menjadi alasan kita untuk PDKT tersebut. Begitu juga semua bisnis harus memulai dari yang kita sukai," ujar Adi, di Ballroom Aula Kemala, Esa Unggul, Jakarta Barat, baru-baru ini.
Hal yang kedua yang dilakukan seorang pemula saat memulai bisnis ialah harus jujur. Adi melanjutkan jika kita sudah memulai hubungan apa yang pertama kali dilakukan oleh seorang pasangan untuk mempertahankan hubungan yakni keduanya harus dapat jujur satu dengan yang lainnya. Begitu pun dalam berbisnis kita harus jujur sejauh mana kemampuan kita dalam memulai jangan memulai dengan hal yang besar namun kita tidak sanggup malah hal ini menjadi sebuah bumerang bagi kamu yang akan mulai bisnis.
"Cinta itu harus jujur, what's you love. Jangan bohongin diri sendiri dalam memulai bisnis, karena kita harus mengetahui keterampilan apa yang kita punyai, karena cinta saja tidak cukup. Perlu keterampilan kalau nggak punya keterampilan hanya
happy atau karena suka nantinya bisnis dan cinta kamu akan kalah banyak," ujarnya.
Adi pun memaparkan hal ketiga yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memulai bisnis ialah harus mengetahui marketnya. Sama seperti saat berpacaran, seseorang tentu harus mengetahui apa saja yang akan dilakukan saat berpacaran nanti apakah nanti target berpacaran hanya untuk asyik-asyikan saja, hanya memperkenalkan pada teman-teman atau memang untuk serius.
Dia pun mencontohkan cara mengetahui market yang kita butuhkan dalam bisnis itu ialah kita harus mengetahui masalah apa yang sedang dialami oleh konsumen atau market yang kita tuju. "Seperti saat ini kita kan tahu nih tentang masalah anak muda zaman sekarang kalau nggak galau ya, nggak bisa
move on. Nah ini kan termasuk market yang bisa kita kembangkan menjadi sebuah bisnis, kita bisa membuat aplikasi cara cepat
move on dalam tiga hari nah ini kan sebuah inovasi belum ada yang buat," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya yakni Wahyu Raharjo pun menerangkan hal yang sama terkait memulai bisnis sama seperti saat jatuh cinta, namun Wahyu lebih mempersingkat penjelasannya dengan mengatakan memulai bisnis harus dapat melupakan kegagalan dalam membangunnya artinya kita harus bisa
move on.
"Sama seperti pak Adi tadi bilang, memulai bisnis harus sama seperti saat jatuh cinta. Sama ketika sedang
move on dari seseorang memulai bisnis
startup itu harus dapat mengambil pengalaman dari setiap kegagalan yang kita lalui, artinya harus bisa
move on," ujarnya.
Dia pun menambahkan dalam memulai bisnis mental yang kuat sangat diperlukan bagi seorang enterpreneur pemula, perlu mental baja dalam mengambil segala risiko yang nantinya akan dihadap. Oleh karenanya, rasa minder, takut dan ragu harus dibung jauh-jauh jika seseorang ingin menjadi
enterpreneur yang sukses.
"Cara berpikir kita harus diubah, bagaimana sih kita dalam mulai berbisnis punya mental yang kuat, dibutuhkan inovasi mental yang kuat kalau takut susah ya nggak bakal bisa memulai. Mental itu penting. Kemudian evaluasi sangat penting dalam diri kita jika ingin memulai sebuah bisnis," katanya.