Jakarta, CNN Indonesia -- Agama mengajarkan, berbahagialah mereka yang murah hatinya. Ternyata sains menemukan fakta bahwa eratnya hubungan antara bermurah hati dan rasa bahagia.
Mereka yang memberikan perhatian pada kebutuhan orang lain akan merasa lebih bahagia, ketimbang mereka yang hanya memikirkan keuntungan diri sendiri.
Berkolaborasi dengan peneliti internasional, Philippe Tobler dan Ernst Fehr dari Fakultas Ekonomi di Universitas Zurich menyelidiki bagaimana area otak berkomunikasi untuk melahirkan perasaan itu.
Penelitian ini melibatkan 50 orang yang dijanjikan akan menerima sejumlah uang pada beberapa pekan lagi dan bagaimana mereka akan memakai uangnya. Setengah dari mereka berencana memberikannya kepada orang yang mereka kenal, sedang lainnya akan memakainya sendiri.
Terlepas dari adanya keinginan atau tidak, Tobler dan timnya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang serupa, yang ada kaitannya dengan perilaku murah hati. Lalu aktivitas di tiga area otak mereka semua pun diteliti.
Ketiga area itu adalah:
temporoparietal junction (yang memroses perilaku dan kemurahan hati),
ventral striatum (yang berhubungan dengan kegembiraan), dan o
rbitofrontal cortex (Di mana kita menimbang pro dan kontra selama proses pengambilan keputusan).
Ketiga area otak ini ternyata berinteraksi berbeda, tergantung pada apakah si partisipan sudah berjanji akan bermurah hati atau tidak.
Mereka yang sudah berjanji ternyata mengaktifkan area
altruistis (area yang memperlihatkan perhatian pada kepentingan orang lain), dan mengintensifkan interaksi antara area ini dan area yang berhubungan dengan kegembiraan. Dan itu terjadi terlepas dari berapapun duit yang hendak diberikan partisipan pada orang lain.
Jadi, sedikit atau banyak pemberian kita pada orang lain, asal diberikan dengan tulus, tetap akan bikin kita bahagia.