Jakarta, CNN Indonesia -- Negeri tercinta bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, negeri pertanian dengan etos spiritual kebangsaan tak ada duanya di dunia. Bersatu, berdaulat dan kompak. Negeri pemilik berjuta jenis spesies umum dan langka di hutan-hutan, di gunung-gunung, di bukit-bukit, di lautan luas.
Negeri candi-candi purba tertulis di lontar sejarah, negeri multi kultur ragam pesona bahasa ibu tradisi-tradisi. Negeri Phinisi Nusantara. Negeri Dewa Ruci angkatan laut ulung.
Negeri para Elang di angkasa pengawas wilayah teritorial. Negeri para panglima angkatan bersenjata setara Gajah Mada, negeri para pelopor keadilan hukum, negeri para ilmuwan, para sastrawan, budayawan, seniman, filsuf, para cendekiawan, pelajar dan mahasiswa.
Negeri pejabat lurus budi. Negeri para pencinta perdamaian dunia. Negeri surga bagi anak-anak bangsa. Tanah airku Indonesia.
Tafakur menyimak lagu mengagumkan dari Saridjah Niung Bintang Soedibjo (Ibu Soed, 1908-1993). Tercermin Indonesia teramat indah di syair mengagumkan di bawah ini dalam melodi orkestrasi indah taman hati menuju firdaus, pemilik cinta tanpa tapal batas.
Tanah Airku
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Indah nian hati ini mendengar lantunan syair-syair lagu itu. Bagai cermin besar kehidupan di gugusan kepulauan negeri tercinta ini.
Kan meneteskan air mata manusia Indonesia nan luhur akal budi untuk Ibu pertiwi pemberi alam kebudayaan agraris khatulistiwa, menyimak lagu itu. Ya Allah, terima kasih atas karuniaMu, tak cukup rasa syukur ini berucap doa sepanjang hayat.
Kok masih ada anak bangsa tega jadi manipulator-koruptor negeri sendiri. Sedih.
Menyimak cerita seru banget di lini waktu ini. Namun, ada banyak hal lebih penting bagi kelangsungan hidup negeri tercinta ini. Tak hanya pemblokiran aplikasi Telegram, tengah menjadi primadona berita nasional.
Apa hal lebih penting itu? Membasmi mata rantai korupsi. Mengapa? Kaum koruptor itulah pengkhianat bangsa ini, perilaku mereka sama kejamnya dengan dua serangkai saudaranya bernama iblis mafia narkoba dan iblis terorisme.
Mengapa kejam? Mungkin kaum koruptor lebih terlihat kejam, berwajah gemerlap rupawan senyum kiri kanan, manggut-manggut bak manusia bermoral namun berhati api, menghambat pembangunan infrastruktur di segala sektor di negeri tercinta ini,
Kaum koruptor, menghambat pembangunan ruang-ruang pendidikan bagi anak-anak bangsa, pelajar dan mahasiswa, juga hak hidup rakyat indonesia. Terutama hak-hak kaum lansia di panti-panti sosial, hak-hak fasilitas hidup mereka dicuri kelompok koruptor-dana bantuan sosial (bansos). Sila cek saja data kasus itu di web Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jadi tampaknya, mungkin saja ada semacam kewajiban juga bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara dan KPK untuk mengawasi kejahatan para manipulator-koruptor dengan sistem akses, konon disebut
backdoor itu.
Salut, Kominfo telah sanggup memantau perbuatan jahat pengganggu Kedaulatan Negara, artinya Kominfo dengan teknologi canggih miliknya mampu konon memantau para penjahat pengguna aplikasi Telegram (Fokus/CNN Indonesia/18 July-2017).
Semoga lewat teknologi canggih milik Kominfo, mampu melacak pula lebih dini surel atau informasi apapun berkaitan dengan perilaku para manipulator-koruptor, untuk mencegah, menghentikan dan menangkap pelaku kejahatan itu sedini mungkin.
Adik dan Kakak yang aku sayangi. Jika kelak engkau menjadi manusia Indonesia dewasa. Bela dan lindungi negerimu dari kejahatan kaum negatif itu.
Selamat bekerja para Aparatur Negara. Salam anti korupsi dan salam bahagia. Salam Indonesia Unit.