Firdaus dan Cerita Inspiratif di Balik Map Wisuda

CNN Indonesia
Rabu, 20 Sep 2017 11:33 WIB
Map dalam sebuah upacara wisuda di perguruan tinggi mungkin kurang banyak diperhatikan. Tapi kadang-kadang, ada sebuah cerita inspiratif di baliknya.
Ilustrasi wisuda sarjana (Foto: ANTARA FOTO/Embong Salampessy)
Jambi, CNN Indonesia -- Keberadaan map dalam sebuah upacara wisuda di perguruan tinggi mungkin kurang banyak diperhatikan. Tapi kadang-kadang, ada sebuah cerita inspiratif yang bisa kita resapi dari sebuah map wisuda.

Contohnya adalah map wisuda di Universitas Jambi. Ternyata map itu adalah karya sebuah usaha rakyat yang berkembang karena keuletan dan kemauan untuk menghasilkan yang terbaik. Begitulah kisah Firdaus, di balik map wisuda Universitas Jambi tahun 2017 ini.

“Map Unja itu kami yang buat dan menjadi permintaan terbesar pada tahun ini,” tutur Firdaus, di Jambi, baru-baru ini.

Firdaus adalah pengusaha pembuatan dan perbaikan tas yang cukup terkenal di Kota Jambi. Tapi sebagaimana usaha lainnya, Firdaus memulai dari bawah. Diawali dari 1997, saat dia memulai usahanya.

Namun, event akbar MTQ Nasional 1997 menjadi titik tolak kesuksesannya. Saat itu dia membuat tas untuk keperluan event tingkat nasional yang dibuka Presiden Soeharto itu, sebanyak 2.800 unit. Belakangan ini, Firdaus banyak mendapat pesanan yang terkait dengan wisuda.

Keseriusannya berusaha dan pelayanan yang baik pada pengguna jasanya, membuat Firdaus banyak dikenal masyarakat. Dari awalnya seorang diri, kini dia sudah punya beberapa pegawai yang membantu.

Kalau di awal hanya fokus membuat tas, kini Firdaus memperluas bisnisnya dengan menerima permintaan memperbaiki tas. “Kami tetap fokus pada penjualan, tapi kalau ada yang minta tolong diperbaiki, kami akan memperbaiki,” ujar Firdaus.

Suami dari Devi ini memulai usahanya pada 1997 beralamat di Jalan Husni Thamrin samping Hotel Makmur dan sejak 2011 usahanya pindah ke Jalan Sudirman Thehok Jambi.

Saat masuk ke toko Roman Indah, kita akan melihat tumpukan tas hasil kerja Firdaus dan pekerjanya. Pekerja akan terlihat sibut dengan kegiatan membuat pola, menjahit dan menggunting bahan untuk membuatan tas.

“Saat ini sudah ada pekerja dengan bagiannya masing-masing. Tentunya membantu dalam proses pembuatan,” jelas Firdaus sembari memperhatikan para pekerja.

Firdaus mengungkapkan kesuksesan usahanya ini tidak datang begitu saja. Keahlian yang diperolehnya ketika menjadi karyawan pembuatan tas di Sumatera Barat menjadi modal utamanya berani membuka usaha sendiri. “Tahun 1966 saya kerja pada orang dan kemudian memilih untuk buka usaha,” ungkap Firdaus mengingat kembali usahanya.

Setelah Firman merasa sudah memiliki keahlian dan sedikit modal, pria kelahiran Jambi ini pulang ke Jambi dan memberanikan diri membuka usaha. Dengan tekad yang kuat, kini Firdaus sudah bisa menikmati hasilnya.

Kalau masyarakat ingin membuat tas untuk kegiatan seminar dan acara-acara besar bisa datang ke sini. “Kami menerima permintaan sesuai permintaan dengan catatan pesanan itu harus minimal satu lusin,” kata Firdaus, menutup pembicaraan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER