Marlina: Perlawanan pada Diri Sendiri

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jan 2018 09:52 WIB
Inspirasi dari film Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak. Kisah tentang perlawanan terhadap sistem patriarki dan diri sendiri.
Foto: Dok. Cinesurya
Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti yang kita tahu, lini masa media sosial akhir-akhir ini banjir apresiasi film Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak garapan Mouly Surya. Selain sinematografi dan musik film, nilai yang dibawa film ini sukses menyentuh sanubari para penontonnya.

Pemeran utamanya, Marlina, bersama pemeran pembantunya, Novi, mendadak jadi simbol perlawanan akan patriarki. Dilansir dari rappler.com, film ini berhasil mewakili Indonesia di ajang festival film kelas dunia, Toronto International Film Festival (TIFF) 2017.

Indiewire memuji film Mouly Surya ini dengan berkata bahwa film ini merupakan karya yang secara berkelas menceritakan mengenai pembalasan dendam seorang wanita.

Tak hanya sampai pada perlawanan atau pembalasan dendam terhadap patriarki, film ini secara tersirat menceritakan perlawanan melawan diri sendiri khususnya bagi wanita. Sebagai mahkluk perasa, sesantai-santainya Marlina menenteng kepala penjahatnya dia masih juga merasa bersalah. Saat sendiri, Markus tanpa kepala senantiasa ikut berikut gitarnya. Sebelum membunuh para penjahat, baik Marlina maupun Novi masih ragu.

Melawan diri sendiri bukan perkara mudah apalagi memasuki masa-masa dua puluh tahun. Saat keinginan diri sendiri ingin diwujudkan berbenturan dengan tanggung jawab dan idealisme yang ditanamkan sejak kecil, dilema yang sesungguhnya telah terjadi. Semuanya jadi sama beratnya, susah dipilih. Maju kena, mundur kena.

Untuk memilih bermusik di band bersama teman-temanmu atau pegang jabatan di organisasi misalnya. Bermusik adalah hobimu, tapi mereka bilang organisasi membentuk softskill-mu yang akan berguna kelak saat bekerja.

Secara teori kamu bisa langsung menjawab pilihanmu. Tapi percayalah tidak semudah itu teori itu diwujudkan. Bahagia saat menang melawan dirimu —saat kamu mengutamakan dirimu sendiri—  pada konteksnya, adalah kemenangan. Karena ketika kamu menjalankan pilihan yang tidak terlalu kamu sukai, kamu akan capek. Keluhanmu setelah capek itu akan berbalik kepadamu, bahwa itu adalah salahmu telah memilih. Karenanya, saat memutuskan hal seperti itu, rasanya seperti Novi yang hendak membunuh penjahat atau tidak.

Marlina dan Novi sudah menentukan pilihan mereka ketika keadaan menghimpit. Pilihan yang terlalu banyak bisa disaring dengan memenangkan pertarungan melawan diri sendiri itu. Jadi, jangan ragu lagi! (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER