Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Indonesia telah menangkap sejumlah anggota kelompok Santoso yang diharapkan akan mempermudah upaya penangkapan sisa anggotanya yang tergabung dalam Negara Islam dan Suriah, ISIS,
Kahumas Polri Brigjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan di Jakarta bahwa kelompok Santoso terlibat dalam aksi mengajak warga Indonesia bergabung ke ISIS lewat tayangan video yang diunggah di situs YouTube dan sejauh ini 56 orang telah berangkat ke Suriah akibat terhasut video tersebut.
"Setelah mengajak lewat video, mereka ke kampung-kampung dan mengajam warga dengan cara bersilaturahim dengan cara seolah-olah langkah tersebut untuk kepentingan agama," kata Boy di Jakarta pada Rabu (7/8).
Dia menambahkan warga tersebut tidak tahu tindakan mereka melanggar hukum: "Ke 56 orang tersebut memegang senjata yang merupakan tindakan kriminal, apalagi mereka melakukannya di negara lain."
Boy mengatakan pihaknya berharap bisa segera menangkap ke-56 orang tersebut meski belum menghubungi dengan kedutaan besar Indonesia di Suriah.
Video yang diunggah itu menampilkan beberap aorang mengenakan atribut ISIS dan mengajak rakyat Indonesia untuk bergabung dengan mereka.
Video itu menjadi perhatian kepolisian karena di dalamnya terdapat orang yang tergabung dalam kelompok Santoso, kelompok Mujahidin Indonesia bagian timur. "Kelompok tersebut merupakan kelompok radikal dan kami terus mencari keberadaan mereka untuk melengkapi orang-orang lain yang sudah kami tangkap sebelumnya," ujar Ronny Sompie, Kepala Divisi Humas Polri.
Polri telah mengidentifikasi bahwa beberapa kelompok ISIS di Indonesia digalang oleh kelompok teroris yang sudah menjadi buronan mereka. "Mereka adalah bagian kelompok Santoso poros timur dan merupakan kelompok radikal," kata Boy.
Sementara itu, Boy juga mengatakan gerakan untuk melawan keberadaan ISIS semakin banyak bermunculan di beberapa daerah: "Sudah banyak tokoh-tokoh agama setempat yang memberi imbauan kepada masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak terpengaruh ajaran ISIS.".
Selain tokoh agama, beberapa MUI dan kepala daerah pun sudah melarang keberadaan ISIS di daerah mereka. Sayangnya Boy tidak mau memberitahu kota mana saja yang sudah melakukan hal tersebut..
Bentuk konkret perlawanan yang dilakukan di antaranya sikap dan gerakan masyakarat, tapi tidak main hakim sendiri. Yang penting, ujar Boy, ajakan bisa datang dari mana saja dan sudah menjadi tugas masyarakat untuk bisa memilih mana hal yang baik atau buruk bagi mereka. "Sudah jelas ISIS itu apa maka jangan sampai masyarakat tergiur," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT