Dua orang petugas kesehatan di Liberia yang terjangkit virus Ebola dinyatakan sembuh, sementara satu rekan mereka tidak terselamatkan dan meninggal pada Minggu (31/08).
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan bahwa Dr. Senga Omeonga dan asistennya, Kynda Kobbah, sembuh setelah mendapat perawatan dengan pengobatan ZMapp.
Pemerintah Liberia mengatakan bahwa pengobatan ini sejak awal membantu kesembuhan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Liberia telah menemui Omeonga dan Kobbaha, keduanya menyatakan telah siap untuk kembali bekerja.
Korban terbanyak Ebola adalah petugas kesehatan seperti yang terlihat dari data WHO dimana hingga hari Senin (25/08) 120 petugas kesehatan telah meninggal karena terjangkit Ebola.
Dalam setahun Ebola telah menyebar ke lima negara di Afrika Barat; Liberia, Guinea, Sierra Leone, Nigeria dan Senegal.
Sampai di Senegal
Penyebaran Ebola di Senegal diumumkan pada hari Jumat (29/08), satu minggu setelah pemerintah Senegal menutup perbatasan di Guinea untuk mencegah penyebaran Ebola.
Kebijakan penutupan perbatasan ini meliputi jalur darat, penerbangan dan pelabuhan dari Guinea, Sierra Leone dan Libera ke Senegal.
Jalur masuk ke Senegal ini di tutup setelah Pemerintah Guinea memperingatkan bahwa ada pasien Ebola yang kabur dari tempat karantina di Dakar.
Pasien yang merupakan mahasiswa Universitas Conakry berusia 21 tahun tersebut diduga kabur ke Guinea utara yang berdekatan dengan Senegal.
Penutupan perbatasan antar negara untuk mencegah penyebaran bukan pertama kali ini dilakukan. Guinea, Liberia dan Sierra Leone telah melakukannya, termasuk Kenya dan Afrika Selatan.
Dalam kicauan di Twitter, WHO sebenarnya telah melarang aksi penutupan perbatasan tersebut karena dinilai akan mengisolasi negara yang terjangkit Ebola untuk menerima bantuan kesehatan.