TERORISME DI AUSTRALIA

ISIS Ancam Parlemen Australia

CNN Indonesia
Jumat, 19 Sep 2014 14:03 WIB
Vokal dalam menyerukan perlawanan anti-teror, pemerintah Australia ketar-ketir juga saat ada informasi intelejen yang mengatakan bahwa ISIS akan menyerang.
PM Australia Tony Abott saat mengunjungi Indonesia. (GettyImages/Laily Rachev)
Jakarta, CNN Indonesia --

Informasi intelijen menyatakan bahwa kelompok radikal berencana menyerang anggota parlemen Australia.

Hal tersebut membuat Perdana Menteri Australia Tony Abott menugaskan pihak keamanan Australia mengetatkan penjagaan di Gedung Parlemen pada Jumat (19/9).

Polisi bersenjata ditugaskan di dalam dan di luar Gedung Parlemen, yang biasanya hanya dijaga oleh petugas keamanan tanpa senjata. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor Polisi Federal Australia, badan yang setara dengan FBI di Amerika, juga dipindah ke puncak Gedung Parlemen yang terletak di ibu kota Canberra.

Abbott mengatakan, informasi tentang potensi serangan di Canberra diperoleh sehari sebelum penggerebekan sebuah markas di dua kota besar di Australia timur.

Operasi tersebut berhasil menjaring 17 orang yang diduga sebagai anggota kelompok radikal. Dua orang ditahan, salah satunya diadili pada Kamis (18/09).

"Terekam jelas percakapan di jaringan teroris mengenai rencana serangan terhadap pemerintah, warga dan parlemen Australia," kata Abbott menyebut alasannya meningkatkan keamanan saat diwawancarai radio pemerintah.

Australia selama ini khawatir jika negaranya disusupi oleh pendukung ISIS dan kelompok radikal lain untuk melakukan misi pengintaian.

Abott menyerukan kampanye anti-teror 'Team Australia' yang menuai kontroversi, karena pemerintah seolah "memaksakan" nasionalisme Australia kepada warga negara lain yang tinggal di sana.

Pemerintah pun meningkatkan status kewaspadaan teror Australia menjadi tingkat dua, setelah ISIS kembali memenggal warga asing dari Inggris pada minggu lalu.

Sebagai bentuk dukungan membasmi kelompok radikal tersebut, bersama Amerika Serikat Australia telah mengirimkan pesawat tempur dan 200 tentara pasukan khusus untuk bertempur di Irak.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER