Jakarta, CNN Indonesia -- Iran siap bekerja sama dengan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghentikan ISIS, namun ingin lebih banyak fleksibilitas dalam program pengayaan uranium negara itu.
Pernyataan pejabat senior Iran kepada Reuters ini menggarisbawahi kesulitan negara-negara Barat untuk memisahkan perundingan nuklir dengan konflik regional lain.
Iran memiliki pengaruh dalam perang saudara di Suriah dan pemerintah Irak, yang sedang memerangi laju para pejuang ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran mengirim sinyal beragam mengenai kerjasama untuk mengalahkan ISIS, kelompok garis keras Sunni yang berhasil merebut sejumlah besar wilayah di Suriah dan Irak, dan bertanggungjawab atas serangkaian kekerasan sektarian, pemenggalan dan pembantaian warga sipil.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamanei baru-baru ini mengatakan telah menolak ajakan Amerika agar Iran bekerja sama untuk mengalahkan ISIS, namun para pejabat AS membantah telah mengajukan tawaran tersebut.
Baik Washington dan Tehran secara terbuka menolak kerjasama militer dalam mengatasi ancaman ISIS.
Tetapi di balik layar, para pejabat Iran telah mengemukakan kesediaan bekerja sama dengan AS dalam masalah ini, meski tidak berarti berjuang di medan perang.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan bahwa Iran memiliki peran untuk mengalahkan ISIS yang mengindikasikan bahwa posisi AS telah berubah.
“Iran adalah negara yang sangat berpengaruh di wilayah dan bisa membantu perlawanan melawan teroris ISIS. tetapi ini harus dua arah. Anda memberi sesuatu, anda mendapat imbalannya,” ujar seorang pejabat senior Iran yang tidak mau disebutkan namanya.
“ISIS adalah ancaman terhadap keamanan dunia, bukan program [nuklir] kami, yang merupakan program damai,” tambahnya.
Tehran menyangkal tuduhan Barat bahwa negara itu meningkatkan kemampuan memproduksi senjata atom di balik program energi listrik sipil.
Seorang pejabat Iran lain menyatakan hal senada. Kedua pejabat ini mengatakan ingin agar Amerika Serikat dan sekutu Baratnya bisa memberi fleksibilitas dalam jumlah sentrifugal atom yang bisa dimiliki Tehran yang diatur dalam kesepakatan jangka panjang yang pada akhirnya bisa mencabut sanksi sebagai imbalan dari pembatasan program nuklir Iran.
“Kedua kubu bisa memperlihatkan fleksibiltas untuk mendapatkan satu angka yang bisa diterima semua pihak,” kata pejabat Iran lain.
Pisahkan progran nuklirPara pejabat Barat mengatakan kepada Reuters bahwa Iran belum mengangkat usul ini dalam perundingan nuklir dengan Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok yang sudah dimulai di New York pada Jumat (19/9).
Para diplomat yang terlibat perundingan mengatakan kesepakatan jangka panjang yang bisa mencabut sanksi sebagai imbalan pembatasan proyek nuklir Iran tidak akan dicapai di New York.
Para pejabat negara-negara Barat mengatakan akan sulit bagi mereka untuk membicarakan usul itu dalam perundingan nuklir kali ini karena Amerika Serikat dan sekutunya bertekad membuat perundingan ini hanya menyangkut masalah-masalah atom karena tenggat waktu 24 November semakin dekat.
“Mendekati akhir perundingan kami melihat Iran mencoba membawa usul lain ke meja perundingan,” kata seorang diplomat senior Barat.
“Kadang mereka mengindikasikan bahwa jika tidak ada kesepakatan [nuklir], usul lain di wilayah akan semakin rumit,” tambahnya. “Ke-enam negara yang terlibat bertekad untuk tidak membawa topik lain ke dalam perundingan nuklir.”
Perundingan di New York antara pejabat senior kementerian luar negeri enam negara besar dan Iran berlangsung di sela-sela Sidang Majelis PBB.
Sentrifugal adalah mesin yang berputar dalam kecepatan supersonik untuk meningkatkan rasio isotop fisil dalam uranium. Uranium yang belum diperkaya biasanya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir, seperti yang ditegaskan oleh Iran, tetapi bisa juga menjadi materi bom jika diperkaya lebih lanjut, yang dikhawatirkan Barat merupakan tujuan terselubung Iran.
Iran saat ini memiliki 19 ribu sentrifugal, meski hanya sekitar 10 ribu yang sudah digunakan. Ke-enam negara besar ingin Iran mengurangi jumlah sentrifugal yang digunakan hingga hanya beberapa ribu, untuk memastikan negara itu tidak bisa dengan cepat memproduksi uranium untuk pembuatan bom untuk keperluan persenjataan.
Iran bertekad mempertahankan jumlah sentrifugal sebanyak mungkin, dan telah mengisyaratkan bahwa ke-19 sentrifugal bisa tetap terpasang, tetapi hanya sejumlah kecil yang dioperasikan. Para pejabat negara-negara Barat tidak menerima usul ini.
Sentrifugal bukan satu-satunya penghalang dalam perundingan ini. Masalah lain yang dihadapi adalah durasi kesepakatan nuklir, jadwal pencabutan sanksi dan masih satu reaktor penelitian yang bisa menghasilkan sejumlah besar plutonium untuk pembuatan bom.
Kesepakatan sementara yang dicapai pada November 2013, Iran diharuskan membekukan sebagian dari program atom sebagai imbalan kelonggaran sanksi. Kesepakatan ini bertujuan agar ada waktu untuk perundingan atas kesepakatan yang lebih lengkap yang bisa mengakhiri ketegangan dengan Iran dan menghindari risiko perang di Timur Tengah.