AS PERANGI ISIS

AS Serang Suriah, Pemimpin Militan Tewas

CNN Indonesia
Rabu, 24 Sep 2014 13:30 WIB
Pemimpin kelompok militan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Kaidah di Suriah tewas dalam serangan udara AS, meskipun AS tak mengakuinya.
Sejak pekan lalu, AS meluncurkan serangan udara ke markas kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Damaskus, CNN Indonesia -- Serangan udara Amerika Serikat ke Irak pada Rabu (24/9) menewaskan Abu Yousef al-Turki, pemimpin militan Jabhat al-Nusra.

Kelompok militan yang terkait dengan al-Kaidah ini mengumumkan fakta ini lewat siaran pers dan Twitter yang disertai foto jasad pemimpin mereka itu.

Kelompok Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah menyatakan Jabhat al-Nusra memang menjadi sasaran dalam serangan udara AS, meskipun AS tidak mengakuinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut narasumber intelijen AS sasaran serangan udara itu adalah kelompok teroris lain bernama Khorasan yang menurut AS berafiliasi dengan al-Kaidah di Suriah dan berencana menyerang AS dan negara Barat lain pekan lalu.

Meskipun tak mengungkap negara Barat yang diincar kelompok itu, intelijen AS menyatakan Khorasan akan membuat bom dari bahan non-logam seperti bungkus pasta gigi atau kain yang direndam bahan peledak.

"Rencana serangan dengan bom ke pesawat komersial ini hanya salah satu opsi yang mungkin mereka lakukan," ujar intelijen AS.

Sesaat setelah serangan udara ini dilakukan, Presiden AS Barrack Obama menyatakan, "Kita tidak akan mentolerir teroris yang mengancam warga negara kita."

Hingga saat ini, tak banyak keterangan mengenai kelompok Khorasan meskipun sepekan setelah namanya mencuat di dunia internasional, kelompok ini dianggap sebagai ancaman yang lebih besar bagi AS ketimbang ISIS.

Intelijen AS mengungkapkan Khorasan adalah militan al-Kaidah yang sudah berpengalaman di medan perang dan sudah menguasai Afghanistan, Pakistan, serta Suriah.

Amerika dan koalisinya memulai serangan udara pertama ke Suriah pada Selasa (23/9), dengan sasaran markas kelompok teroris ISIS.

Serangan udara ini menurut Juru Bicara Pentagon, John Kirby, hanyalah serangan awal namun Kirby enggan menanggapi soal kemungkinan pengiriman pasukan AS ke Suriah.

Sementara itu, perwakilan Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari, memperingatkan AS agar "tak mengulangi kegagalan di Irak dengan melakukan serangan militer tak terarah."

Sejak AS meluncurkan serangan udara, Jaringan Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan 11 warga sipil termasuk empat orang anak di pedesaan Kafr Daryan, Suriah, tewas.

Sejak pidato Obama Agustus lalu, Amerika Serikat sepakat meluncurkan serangan udara ke markas kelompok ISIS di Irak dan Suriah dan sedang menggalang koalisi negara lain untuk ikut serta memerangi ISIS.

Koalisi itu terdiri dari Australia, Perancis, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania, sementara Qatar mendukung koalisi namun tak mau melakukan serangan udara.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok militan ISIS yang ingin mendirikan Negara Islam Irak dan Suriah telah mengeksekusi dua wartawan AS, James Foley dan Stephen Sotloff, serta satu petugas bantuan kemanusiaan asal Inggris, David Haines.

Dalam video yang diunggah kelompok militan itu pekan lalu, ISIS mengancam akan membunuh sandera petugas kemanusiaan berkewarganegaraan Inggris, Alan Henning.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER