Jakarta, CNN Indonesia -- Eksodus besar-besaran puluhan ribu warga dari Suriah menuju Turki terjadi pekan ini menyusul serangan besar-besaran kelompok Negara Islam Suriah dan Irak, ISIS, untuk menguasai desa-desa mayoritas Kurdi di daerah Kobani atau dikenal juga dengan nama Ayn al-Arab.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, Senin (22/9), sekitar 200 ribu orang, ribuan di antaranya suku Kurdi, meninggalkan Kobani dalam empat hari terakhir saat ISIS maju untuk menguasai wilayah tersebut. Kebanyakan mereka lari ke Turki.
Menurut pejabat di Turki yang dikutip kantor berita Anadolu dan catatan PBB, sekitar 130 ribu pengungsi dari Suriah memasuki Turki sejak Jumat pekan lalu, salah satu jumlah terbesar sejak konflik pecah di negara itu 3,5 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun upaya pengungsi memasuki Suriah terhambat setelah pemerintah Turki membatasi gerbang masuk dari yang sebelumnya delapan atau sembilan menjadi hanya dua, seperti disampaikan oleh Ariane Rummery, juru bicara badan pengungsi PBB.
Selain itu, Turki juga kini melakukan pemeriksaan ketat terhadap calon pengungsi, termasuk penggeledahan senjata, tes medis, dan pemberian kartu identitas selama berada di negara itu.
"Sekarang mereka menghentikan orang dan melakukan prosedur sebelum kami boleh masuk," kata Idris Nassan, salah satu pengungsi.
Nassan mengatakan bahwa Kobani telah menjadi medan pertempuran sengit antara ISIS dan pasukan pelindung Kurdi atau YPG.
ISIS, lanjut dia, memiliki persenjataan yang lebih besar dan canggih yang membuat YPG kewalahan menghadapinya.
"ISIS membawa senjata dari Irak dan Raqqa. Mereka punya tank, RPG dan meriam," kata Nassan.
Namun perlawanan terhadap ISIS di Kobani mendapatkan bantuan dari pemimpin suku Kurdi di Turki yang menyerukan warga untuk berperang di Suriah. Nassan mengatakan, bantuan ini berhasil sedikit menahan laju ISIS.
"Saya melihat pasukan ini berjalan malam hari menuju kota, bersiap berperang. Beberapa dari mereka adalah tentara berpengalaman dan sisanya relawan sipil," kata Nassan.
"Selama dua hari terakhir, YPG mulai membuat kemajuan. Sebelumnya, ISIS menang dan YPG muncur terus, tapi situasi berubah sekarang, YPG melakukan respon yang kuat," kata Nassan.
Menurut Syrian Observatory for Human Rights, ISIS telah menguasai 60 desa Kurdi di Kobani. Jumat pekan lalu, ISIS menguasai 39 desa dalam satu hari saat pasukan Kurdi melarikan diri.
Saat ini jumlah pengungsi Suriah di Turki telah mencapai 1,6 juta orang, belum jelas kapan mereka bisa kembali ke kampung halaman.
Turki juga tengah bersiap bergabung dengan koalisi memberantas ISIS yang dimotori Amerika Serikat di Irak dan Suriah.