Jakarta, CNN Indonesia -- Selasa (23/9), militer Israel menembak jatuh pesawat tempur Suriah di Dataran Tinggi Golan di tengah ketegangan yang semakin tinggi di daerah perbatasan itu.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel, IDF, pesawat itu "teridentifikasi ketika mencoba memasuki wilayah udara Israel di Dataran Tinggi Golan."
IDF mengungkapkan, mereka menggunakan peluru kendali Patriot untuk menjatuhkannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Militer Peter Lerner menyatakan pesawat yang jatuh adalah Sukhoi-24 buatan Rusia dan kedua awak pesawat tersebut berhasil melontarkan diri ke wilayah Suriah.
Dia menyebut pesawat itu masuk ke wilayah Israel sejauh kurang lebih satu kilometer.
Kejadian penembakan ini juga dilaporkan oleh televisi pemerintah Suriah.
Badan Pengamat HAM Suriah, sebuah kelompok aktivis asal London, mengatakan pesawat tempur itu sedang menyasar pesisir kota Quneitra, Suriah, satu-satunya sisi di mana kedua negara berbatasan langsung.
Kelompok ini menyebut militan di kawasan tersebut berusaha untuk mengusir pasukan Suriah dari dua pertahanan terakhirnya di sana.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'Alon mengatakan pesawat tempur Suriah, "mendekati wilayah Israel di Dataran Tinggi Golan dengan membawa ancaman, dan bahkan melintasi batas."
Dia menyatakan Israel akan melakukan apapun untuk melindungi warganya.
"Kita telah menunjukkan, dan kita sekali lagi menunjukkan tidak akan membiarkan faktor apapun baik negara maupun organisasi teroris mengancam keamanan dan melanggar kedaulatan kita. Kita akan bertindak tegas melawan semua percobaan baik sengaja atau tidak," kata Ya'Alon.
Pernyataan IDF di internet menyebut perbatasan antara Israel dan Suriah beberapa bulan ini "sangat tidak stabil."
"Dengan berlangsungnya perang saudara di Suriah, pasukan IDF mengalami pertempuran di kawasan, baik dari serangan terarah maupun tembakan salah sasaran," ujar dia lagi.
Insiden itu terjadi setelah koalisi Amerika mulai menyerang ISIS di Raqqa, Suriah.
Pasukan PBB menarik diri minggu lalu dari Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah, dua minggu setelah militan Islam menculik anggotanya di sana.
Jabhat Al-Nusra membebaskan 45 penjaga perdamaian PBB asal Fiji dalam kondisi baik awal bulan ini, sementara pasukan dari Filipina melarikan diri setelah baku tembak melawan militan.
Insiden ini terjadi setelah pasukan pemberontak Suriah menguasai perbatasan di Quneitra Agustus lalu.