SIDANG UMUM PBB

Amerika Tuntut Korut Tutup Penjara

CNN Indonesia
Rabu, 24 Sep 2014 18:47 WIB
Kasus hak asasi manusia di Korea Utara kembali menjadi isu di forum internasional, kali ini penjara di sana kembali disinggung AS dalam Sidang Umum PBB.
Kediktatoran seakan jadi warisan bagi pemimpin di Korea Utara. (Getty Images/Joe Klamar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menuntut Korea Utara untuk menutup penjara yang kejam dan melanggar hak asasi manusia.

"Semua pihak di sini meminta pemerintah Korea Utara menutup sistem keji mereka," kata Kerry dalam acara bertema pelanggaran HAM di Korea Utara yang digelar sebelum pertemuan PBB pada Selasa (24/9).

Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Jepang itu diselenggarakan setelah Korea Utara mengirim Menteri Luar Negerinya, Ri Su Yong, ke Sidang Umum PBB di New York.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak bisa menutup mata dan menerima penghinaan mengerikan terhadap kemanusiaan. Berdiam diri artinya turut berperan besar dalam pelanggaran HAM ini," kata Kerry.

Kerry membuat pernyataan sesuai laporan PBB pada Februari lalu bahwa Korea Utara melakukan kejahatan seperti genosida dengan membantai tahanan politik mereka.

Korea Utara menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai kebohongan yang mengada-ngada.

"Pemimpin Korea Utara bertindak seolah-olah tidak peduli akan masalah ini, seolah semua kecama kita tidak dapat menembus isolasinya, walau pada tingkat tertentu mereka tahu sikapnya mencoreng nama mereka di mata dunia," kata Kerry.

Menlu AS ini mengatakan hukuman kerja paksa yang dijatuhkan Korea Utara pada warga Amerika tanpa peradilan tidak bisa diterima.

Korea Utara saat ini menahan tiga orang warga Amerika: Jeffrey Fowle, Matthew Miller dan Kenneth Bae.

Bae, misionaris Kristen dan agen wisata, ditahan 18 bulan lalu dan dijatuhi hukuman kerja paksa.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida juga menyatakan situasi HAM di Korea Utara adalah masalah serius bagi masyarakat internasional.

"Masyarakat internasional harus mengirim pesan secara kompak," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER