Damaskus, CNN Indonesia -- Pesawat tempur Amerika Serikat bersama dengan koalisinya menggempur pertahanan ISIS di wilayah timur Suriah pada Rabu (24/9) dengan sasaran kilang minyak yang digunakan untuk membantu keuangan kelompok teror tersebut.
Menurut juru bicara Pentagon Laksamana Angkatan Laut John Kirby serangan udara terbaru ini bertujuan memotong aliran dana ke ISIS yang ditaksir mencapai US$$2 juta per hari dari penjualan minyak di pasar gelap.
Jet tempur Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang terbang bersama pesawat AS saat operasi ini menggempur 12 lokasi di Irak dan Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kirby mengungkapkan indikasi awal menunjukkan serangan tersebut cukup berhasil.
"Kami yakin berhasil menggempur sasaran dan menyebabkan kerusakan yang kami inginkan," ujar Kirby.
Serangan udara dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS Barrack Obama menyerukan aksi bersatu melawan ISIS pada Selasa (23/9).
"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa aspek kemanusiaan di masa depan bergantung pada aksi kami dalam bersatu melawan mereka yang akan memecah manusia berdasarkan suku, ras dan agama," ujar Obama.
Menurut Komando Pusat AS, serangan udara terbaru yang ditujukan ke kilang minyak ini menyusul serangan pada Selasa malam hingga Rabu yang menggempur lima titik sasaran, empat di Irak dan satu di Suriah.
Di Suriah, pesawat jet tempur AS dan koalisinya menggempur wilayah ISIS di dekat perbatasan Irak, sebelah barat laut al-Qaeda dan menghancurkan sekitar delapan kendaraan ISIS.
Di Irak, dua serangan udara dari arah sebelah barat Baghdad menghancurkan dua kendaraan bersenjata ISIS dan sebuah gudang senjata, sementara dua serangan lainnya dari tenggara ibukota Kurdi, Irbil, berhasil menghancurkan posisi pertempuran ISIS.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kekuatan udara Amerika bisa mencegah Baghdad dan Irbil jatuh ke tangan ISIS.
"Operasi serangan ini bertujuani menghentikan serangan mereka," ujar Kerry.
Serangan udara di Suriah juga menggempur sasaran kota Rangga yang diklaim sebagai ibukota oleh ISIS.
Para pemimpin dunia sepakat untuk memerangi kelompok teroris di Timur Tengah, merupakan prioritas utama, namun rencana terpadu untuk memecahkan masalah yang berkembang ini diakui masih sulit untuk dilakukan.
"Kita perlu menentukan aksi untuk menghentikan kejahatan yang mengerikan dan menjawab pertanyaan mengenai apa yang menciptakan ancaman ini awalnya," ujar Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon saat membuka debat Sidang Umum PBB di New York pada Rabu (24/9).
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengikat negara-negara di dunia untuk bersepakat mengambil tindakan tegas, seperti mencegah warganya untuk pergi berperang bersama ISIS atau kelompok teroris lain.
Resolusi yang dirancang oleh AS ini disetujui dalam Sidang Umum PBB Rabu (24/9) kemarin dengan suara bulat.