AS-AFGHANISTAN

AS-Afghanistan Perpanjang Kerja Sama MIliter

CNN Indonesia
Kamis, 02 Okt 2014 12:52 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang baru saja dilantik perpanjang waktu tinggal pasukan Amerika Serikat dengan perjanjian militer antara kedua negara
Amerika Serikat akan melatih dan mempersenjatai militer Afghanistan (Reuters/ Mohammad Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan Afghanistan dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian keamanan kedua negara pada Selasa (30/9).

Perjanjian ini menandai perpanjangan masa tinggal pasukan Amerika Serikat di Afghanistan selama dua tahun, terhitung sejak akhir 2014.

Hal ini sesuai dengan janji kampanye Presiden Ashraf Ghani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasehat Keamanan Nasional Afghanistan Hanif Atmar dan Duta Besar Amerika Serikat James Cunningham, menandatangani perjanjian keamanan bilateral dalam upacara yang disiarkan televisi di Istana Kepresidenan, satu hari setelah Ghani dilantik.

"Sebagai negara yang merdeka, kami menandatangani perjanjian ini dengan untuk stabilitas dan kesejahteraan rakyat kita, serta menjaga stabilitas kawasan dan dunia," ujar Ghani dalam pidato setelah penandatanganan perjanjian.

Presiden sebelum Ghani, Hamid Karzai, telah lama menolak untuk menyetujui kesepakatan itu, karena jera dengan hubungan yang terbentuk antara Afghanistan dan Amerika Serikat.

Karzai disebutkan sangat marah atas kematian warga sipil dan menuding Amerika Serikat tidak berjuang untuk kepentingan negaranya.

Di sisi lain, Cunningham menyatakan kesepakatan tersebut menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk Afghanistan.

Pasukan asing telah membantu memberikan keamanan di Afghanistan sejak 2001,  dengan menggulingkan Kelompok Taliban yang terkait dengan serangan 11 September.

"Kami memiliki misi keamanan penting termasuk melatih dan mempersenjatai tentara Afghanistan serta mendorong kerjasama melawan terorisme," ujar Cunningham.

AS  berjanji untuk mengumpulkan dana bagi misi tersebut, dan sebagai balasannya, AS memiliki hak untuk menjaga pangkalannya di Afghanistan selama perjanjian keamanan masih berlaku.

Setelah perjanjian keamanan  tersebut ditandatangani, perjanjian serupa dengan NATO juga disahkan untuk memungkinkan anggota aliansi Eropa untuk berkontribusi mengirimkan kekuatan militernya.

Dalam sambutannya, Ghani menyatakan bahwa perjanjian ini tidak menggadaikan kedaulatan Afghanistan sebab kedua belah pihak memiliki hak untuk menarik diri dari perjanjian itu dalam waktu dua tahun.

"Hak untuk menggunakan kekuatan akan didasarkan pada keputusan pemerintah Afghanistan. Ruang udara negara kita akan berada di bawah kendali kita sendiri. Pasukan internasional tidak akan bisa masuk ke masjid atau tempat-tempat suci lainnya," ujar Ghani.

Berdasarkan perjanjian tersebut, 12 ribu personil militer asing diharapkan tetap tinggal di Afghanistan setelah 2014, ketika misi tempur pasukan NATO pimpinan AS di Afghanistan berakhir.

Komposisi pasukan tersebut diharapkan terdiri dari 9,800 tentara AS dengan sisa dari anggota NATO lainnya.

Mereka akan melatih dan membantu pasukan keamanan Afghanistan yang berjumlah 350 ribu personel, dalam perang melawan Taliban serta sekutu Islam radikal.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER