VIRUS EBOLA

Suster di Spanyol Tertular Ebola

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2014 16:51 WIB
Suster itu menjadi orang pertama yang tertular Ebola di luar Afrika. Dia tertular setelah ikut merawat dua penderita Ebola yang baru datang dari Afrika.
Suster di Spanyol adalah orang pertama yang terjangkit Ebola di luar Afrika. (Reuters/Jack Kerse/Emory University)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang suster di Spanyol diketahui telah mengidap Ebola, menjadikannya orang pertama di luar Afrika yang tertular penyakit mematikan ini.

Menteri Kesehatan Spanyol Ana Mato pada Senin (6/10) mengumumkan bahwa suster yang tidak disebutkan namanya itu tertular Ebola saat merawat seorang misionaris dan pendeta Spanyol yang mengidap penyakit itu saat dalam misi ke Afrika Barat. Keduanya tewas setelah kembali ke Spanyol.

Suster itu adalah satu dari 30 anggota tim medis yang merawat keduanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah kedua pasiennya meninggal, suster ini diketahui pergi berlibur namun pulang dalam keadaan sakit Minggu lalu dan dilarikan ke rumah sakit di Madrid.

Menurut tim medis, wanita itu hanya menderita gejala Ebola berupa demam yang mulai dirasakan pada 30 September.

Saat ini, tim medis tengah menyelidiki orang-orang yang terlibat kontak fisik dengan suster tersebut. Sejauh ini, dia belum menularkan kepada siapa pun.

Tertularnya suster itu menimbulkan kekhawatiran.

Pasalnya, negara maju seperti Spanyol memiliki sistem pengendalian penyakit menular di setiap rumah sakitnya, ditambah lagi dalam menangani pasien, suster tersebut dan tim medis lainnya telah mengenakan perangkat keamanan yang memadai.

Laporan dari Spanyol ini memunculkan ketakutan baru penyebaran Ebola di dunia Barat, menyusul seorang warga Liberia yang diketahui terjangkit penyakit ini di Amerika Serikat.

Presiden Barack Obama sampai menjadikan kasus Ebola ini sebagai prioritas keamanan nasional, dengan menyerukan upaya dihentikannya penyebaran penyakit ini, termasuk mencegah penderita naik ke pesawat.

Menurut data WHO, saat ini Ebola telah menewaskan 3.400 orang di Afrika Barat sejak menyebar awal tahun ini. Jumlahnya diperkirakan lebih besar lagi, karena tidak semua korban tewas dilaporkan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER