Washington, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama mengatakan ia sedang mempertimbangkan pengendalian penyebaran virus Ebola dengan menunjukkan sebuah otoritas khusus penanganan penyakit menular, dan ia tegas menentang pelarangan kunjungan dari Afrika Barat.
Pemerintahan Obama memang sedang menghadapi kritik tajam dari anggota parlemen atas upaya mencegah penyakit tersebut di AS, setelah dua perawat asal Texas yang merawat pasien Ebola dari Liberia sekarat setelah terjangkit virus yang telah menewaskan hampir 4.500 orang ini.
Anggota parlemen AS lalu menggelar sidang Kongres untuk membahas mengenai penanganan wabah Ebola di Amerika Serikat, dan beberapa anggota Partai Republik mengatakan bahwa penerbangan dari Afrika Barat harus ditunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu mencoba semua pilihan untuk menjaga keluarga kita aman serta bergerak membuat perubahan yang diperlukan di gerbang bandara," kata Perwakilan Demokrat Bruce Braley dari Iowa.
Obama menentang pendapat tersebut dengan meneruskan pendapat para ahli yang mengatakan jika langkah-langkah pemeriksaan di bandara dinilai sudah cukup.
Obama memang tidak melarang, namun ia menegaskan bahwa wisawatan yang masuk ke AS dan tidak melalui pemeriksaan akan menjadi penyebab semakin parahnya penyebaran Ebola.
Para pejabat kesehatan negara juga mengatakan mereka telah memperluas jangkauan analisa mereka ke orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan para korban Ebola di AS.
Pada Kamis (16/10) Obama telah resmi memanggil pulang cadangan militer AS yang sedang memerangi Ebola di Afrika Barat.
Obama berkata kepada wartawan bahwa inilah saat yang tepat untuk menunjuk personel tambahan guna mengawasi penyebaran Ebola.
Sekolah tutup di Texas dan OhioKekhawatiran tentang penyebaran Ebola membuat beberapa sekolah di Ohio dan Texas ditutup karena ada kemungkinan warga sekolah yang melakukan penerbangan dengan Amber Vinson, salah seorang perawat yang tertular virus setelah merawat pasien Ebola di Rumah Sakit Presbyterian Texas di Dallas
Vinson melakukan perjalanan ke Ohio pada akhir pekan kemarin dengan penerbangan Frontier Airlines saat sudah terserang demam.
Dr. Christopher Braden, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, CDC, mengatakan Vinson mungkin telah sakit sejak Jumat (10/10), ketika ia naik pesawat dari Dallas ke Cleveland.
CDC mengatakan pihaknya memperluas pencarian orang-orang yang mungkin ditulari Vinson selama penerbangannya menuju Cleveland dengan Frontier Airlines nomor 1142 dan Texas dengan penerbangan 1143.
CDC akan menurunkan tim kesehatan untuk mewawancarai penumpang dan mengatur pemantauan jika perlu.
The Los Angeles Times melaporkan bahwa Frontier juga mengatakan akan menghubungi sekitar 750 penumpang lain pada penerbangan yang berbeda, tetapi menggunakan pesawat yang sama dengan yang ditumpangi Vinson.
Ambulans udara menerbangkan Vinson ke Emory University Hospital Atlanta pada Rabu (15/10) untuk pengobatan.
Dr Thomas Frieden, direktur CDC, mengatakan hanya ada kemungkinan kecil penumpang tertular, karena Vinson tidak muntah atau berdarah selama perjalanan, tapi Frieden berpendapat bahwa seharusnya perawat tidak melakukan penerbangan.
Perawat pertama yang tertular Ebola, Nina Pham, diterbangkan ke National Institutes of Health di Bethesda, Maryland, dan akan dirawat di unit isolasi.
Sebuah video YouTube buatan dokter Pham, Dr Gary Weinsteinm, menunjukkan Pham berbaring di sebelah Weinsteinm yang memakai baju pelindung di Rumah Sakit Presbyterian Texas.
Dalam video tersebut, Pham yang kini telah tiada menyeka air mata dan berkata, "Datanglah ke Maryland!" dan "Aku mencintai kalian." Pham meminta agar video tersebut disebarkan oleh rumah sakit.
Kesalahan DiagnosisLebih dari seminggu setelah kematian Thomas Eric Duncan, pasien yang pertama kali didiagnosis dengan Ebola di Amerika Serikat, Rumah Sakit Health Presbyterian Texas mengakui mereka membuat kesalahan dalam mendiagnosis Duncan dan dalam memberikan informasi publik.
Dr. Daniel Varga, kepala petugas klinis dan wakil presiden senior dari Texas Health Resources yang memiliki rumah sakit, mengatakan jika pihaknya sangat menyesal.
Dia mengatakan tidak ada pelatihan Ebola untuk staf sebelum Duncan dirawat.
Sementara itu pihak Rumah sakit membela diri dan mengatakan telah mengikuti pedoman CDC.
Kritik yang muncul di media mengatakan tentang pengobatan Ebola yang seringkali terlalu berlebihan dan tidak tepat.
Penyakit Ebola terus menyebar di Afrika Barat sejak awal Maret, dan kini telah menjangkiti wilayah terakhir di Sierra Leone yang sebelumnya tidak terkena wabah.
Spanyol juga sedang bergulat dengan penyebaran penyakit ini. Di sana empat pasien baru yang diduga mengalami gejala Ebola sudah masuk rumah sakit.
Pada Kamis (16/10) Jamaika mengumumkan larangan perjalanan dan Guyana dalam lima minggu terakhir mengatakan telah menolak masuk warga dari empat negara Afrika Barat yang terjangkit Ebola.
Perlu diketahui bahwa Ebola tidak menyebar melalui udara.
Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi dan menunjukkan gejala Ebola.
Kepala Badan Penerbangan Federal AS, Michael Huerta kepada wartawan secara terpisah mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya sedang menimbang mengenai aturan larangan berpergian dalam setiap kesempatan.
Namun Frieden berpendapat sama bahwa penutupan perbatasan AS tidak akan efektif dan akan menjadikan negara yang kurang mampu kesulitan melacak orang yang terjangkit Ebola.
Selain itu, melarang penerbangan ke Afrika akan menyulitkan upaya untuk menghentikan virus pada sumbernya.