KTT EROPA-ASIA

Putin dan Poroshenko Bahas Gencatan Senjata

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2014 11:35 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko akan membahas pelanggaran gencatan senjata dan sengketa gas alam pada KTT Eropa-Asia. 
Sengketa gas alam antara Rusia dan Ukraina diperparah oleh ketegangan antara kedua negara akibat gerakan separatis pro-Rusia yang menuntut kemerdekaan.(RIA Novosti/Alexei Nikolskyi)
Milan, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko akan bertemu untuk ketiga kalinya pada tahun ini di sela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Eropa-Asia di Milan, Italia, Jumat (17/10), untuk mendiskusikan pelanggaran gencatan senjata dan sengketa gas alam kedua negara.

Barat menyalahkan Rusia atas pelanggaran gencatan senjata yang mengakibatkan ratusan orang tewas di Minsk, Ukraina timur.

"Jelas ini tanggung jawab Rusia untuk memastikan gencatan senjata benar-benar ditaati di Minsk. Ini harus didiskusikan," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua pemimpin negara itu juga diperkirakan akan menggelar diskusi bersama dengan para pemimpin Uni Eropa terkait sengketa pasokan gas alam antara Rusia dan Ukraina.

Para pemimpin Eropa khawatir keputusan Rusia menghentikan pasokan ke Ukraina berpotensi mengancam persediaan gas ke negara Uni Eropa lainnya, terlebih mendekati datangnya musim dingin.

Rusia menghentikan pasokan gas alam karena Ukraina menolak membayar tagihan karena tidak menyetujui kenaikan harga sepihak yang ditetapkan pemerintah Moskow.

Sementara, sepertiga kebutuhan gas alam Uni Eropa dipasok dari Rusia, melalui pipa gas yang melewati Ukraina.

Dalam kunjungannya ke Serbia, Putin memperingatkan bahwa Rusia akan mengurangi pasokan gas ke negara-negara Eropa jika Ukraina mencoba mencuri gas dari pipa gas transit.

"Saya yakin Rusia tak bisa disalahkan atas peran kami dalam kerja sama energi. Namun resiko pencurian gas memang ada," kata Putin, Kamis (16/10).

Sengketa gas alam antara Rusia dan Ukraina tahun ini adalah kali ketiga dalam satu dekade terakhir. Namun konflik kali ini diperparah oleh ketegangan antara kedua negara akibat gerakan separatis pro-Rusia yang menuntut kemerdekaan.

3.600 Orang Tewas

Ukraina dan Barat menuding pemerintah Rusia menyediakan pasukan dan senjata bagi gerakan separatis yang mengakibatkan lebih dari 3.600 orang tewas di Ukraina timur sejak April tahun lalu.

Tuduhan itu dibantah oleh Rusia yang menyatakan pihaknya berhak memperjuangkan aspirasi warga Ukraina timur, yang menggunakan bahasa dan budaya Rusia.

Barat juga mengecam Rusia yang mencaplok Crime pada awal tahun ini, dan menjatuhkan sanksi impor kepada Rusia.

Pekan ini, Putin juga menyatakan telah memerintahkan pasukan Rusia untuk meninggalkan perbatasan Ukraina. Namun, belum ada bukti atas tindakan Rusia ini.

Tanda positif

Vygaudas Usackas, Duta Besar Uni Eropa untuk Rusia, menyatakan awal pekan ini ada tanda positif kesepakatan antara kedua negara mungkin terjadi.

Dalam pembukaan KTT Milan Kamis malam, Kanselir Jerman Angela Merkel telah bertemu dengan Poroshenko.

"Pertemuan berjalan dengan sangat baik dan kami telah melihat adanya dukungan yang besar untuk Ukraina," kata Merkel di depan para wartawan.

Jerman adalah konsumen terbesar di Eropa bagi perusahaan gas nasional Rusia, Gazprom, dengan nilai ekspor sekitar US$15 miliar per tahun.

Kebutuhan gas alam di Bulgaria dan Slovakia juga hampir seluruhnya bergantung pada pasokan gas Rusia yang dikirimkan melalui pipa gas yang melintasi Ukraina.

KTT Asia-Eropa yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Italia Matteo Renzi akan dihadiri oleh Presiden Perancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Kepala Uni Eropa, Herman Van Rompuy dan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER