Sydney, CNN Indonesia -- Polisi Australia mengatakan pada hari Selasa (21/10) bahwa mereka akan menghentikan penyelidikan atas kematian lima wartawan Australia yang tewas saat meliput agresi militer Indonesia ke Timor Leste pada 1975.
Pembunuhan wartawan di tanah Timor Leste itu sempat menyebabkan kerenggangan hubungan antara Australia dan Indonesia.
Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan bahwa meski telah melakukan berbagai macam analisa dari investigasi 'Balibo Five', namun menemukan kesulitan operasional dan tidak menemukan bukti cukup untuk mendakwa siapa pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama investigasi, AFP menemukan hambatan yang berkaitan dengan yurisdiksi. Penyelidikan terus didalami untuk mengatasi isu-isu tersebut," kata AFP dalam sebuah pernyataan.
"Meski demikian, AFP telah menyimpulkan bahwa fakta yang ada saat ini tidak cukup untuk membuktikan suatu pelanggaran. Kini, AFP telah kehabisan bahan penyelidikan dan tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut."
Lima wartawan yang tewas di kota Balibo, Timor Leste lalu ialah Brian Peters (29), Malcolm Rennie (28), Gary Cunningham (27), Gregory Shackleton (29), dan Anthony Stewart (21) tewas di kota Balibo.
Kematian mereka yang beberapa bulan kemudian disusul oleh kematian satu wartawan Australia lagi di Indonesia, menjadi ide film produksi Australian yang berjudul 'Balibo' pada 2009.
Menurut Reuters, pada 2009, seorang pejabat Indonesia mengakui bahwa militer Indonesia membunuh wartawan untuk membungkam rencana invasi hingga penguasaan di sana hingga akhirnya Timor Leste memperoleh kemerdekaan pada 2002.
Hubungan antara Australia dan Indonesia memang panas dingin, terakhir pada 2013 media Australia memberitakan bahwa Australia telah memata-matai Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi Indonesia lainnya.
Penyudahan penyelidikan 'Balibo Five' oleh polisi Australia diumumkan sehari setelah Perdana Menteri Tony Abbott menghadiri pelantikan Presiden Indonesia Joko Widodo.
Presiden Jokowi mengisyaratkan bahwa ia akan mengambil tindakan tegas terhadap isu-isu hubungan Indonesia-Australia setelah resmi bertugas, seperti kebijakan Australia yang mengirim kapal imigran legal kembali ke perairan Indonesia.