PENEMBAKAN DI KANADA

Penembakan di Kanada, Kedubes AS Siaga Penuh

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2014 07:27 WIB
Penembakan di Kanada menewaskan seorang tentara dan memicu kepanikan di gedung parlemen di Ottawa. Seorang pelaku tewas, polisi memburu pelaku lainnya.
Pelaku penembakan di parlemen Kanada tewas, seorang pelaku lainnya tengah diburu aparat. (Ilustrasi/Reuters/Lucas Jackson) )
Ottawa, CNN Indonesia -- Penembakan di gedung parlemen Kanada memicu kewaspadaan dan kesiagaan dari kepolisian di negara tersebut, termasuk juga Kedutaan Besar Amerika Serikat yang langsung menutup kantor mereka.

Menurut juru bicara Gedung Putih Josh Earnest (22/10), Presiden Barack Obama telah diberitahukan perihal penembakan tersebut dan telah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.

Di akun Twitternya, Kedubes AS di Kanada mengumumkan mengunci diri dan menutup pelayanan menyusul penembakan di parlemen di Ottawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena penembakan di Parlemen Ottawa baru-baru ini, kami mengunci diri. Kami akan memberikan pemberitahuan jika mendapatkan informasi baru," tulis akun @usembassyottawa.

Sementara itu Komando Pertahanan Udara Amerika Utara, NORAD, juga meningkatkan kewaspadaan mereka. Artinya, NORAD telah meningkatkan kesiagaan beberapa jet tempur jika diperlukan untuk situasi darurat yang genting.

NORAD juga terus berkomunikasi dengan pemerintah Kanada terkait hal ini.

"NORAD mengambil langkah yang tepat dan bijaksana untuk memastikan kesiapan respon secepatnya jika ada insiden yang melibatkan penerbangan di Kanada," tulis NORAD dalam akun Twitternya.

Dua Penembakan terjadi di Tugu Peringatan Perang Kanada dan gedung parlemen Kanada. Seorang tentara, Kopral Nathan Cirillo, terbunuh dalam penembakan di Tugu Peringatan Perang.

"Pada saat saya sedang memarkir dan mengunci sepeda saya, terdengar empat letusan, lalu saya melihat seorang prajurit tergeletak di tanah, sepertinya ia tertembak di bagian punggung, dan tentara lain kemudian datang membantunya," ujar Peter Henderson, seorang jurnalis yang berada di tugu peringatan saat terjadi tembakan.
[Gambas:Video CNN]

Pelaku tewas ditembak pejabat keamanan parlemen Kanada, Sersan Kevin Vickers.  

"Anggota parlemen dan staf berutang budi bahkan nyawa kepada Sersan Kevin Vickers, yang berhasil menembak penyerang di dalam gedung parlemen," tulis Craig Scott, anggota parlemen dalam Twitternya.

Buru Pelaku Lain

Kepolisian Kanada mencari kemungkinan pelaku kemungkinan lebih dari satu orang dan saat ini masih terus diburu.

"Kami harus menangkap orang yang terlibat dalam insiden pagi ini, dan saat ini kami belum berhasil," kata kepala polisi Ottawa Chuck Benoit.

Menurut beberapa pejabat AS kepada CNN, pihak Kanada memberitahukan mereka bahwa pelaku yang tewas bernama Michael Zehaf-Bibeau, seorang mualaf kelahiran tahun 1982.

Penelusuran stasiun TV Kanada, CBC, menemukan bahwa Bibeau pernah ditangkap karena penyalahgunaan narkoba 10 tahun lalu sebelum dia masuk Islam.

Polisi belum bisa memastikan apa motif penembakan tersebut, namun tidak menutup kemungkinan ini adalah aksi terorisme.

"Ini adalah situasi yang dinamis dan masih berlangsung, saya mengerti bahwa orang-orang banyak memiliki pertanyaan, dan kami berkomitmen untuk segera menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut," ujar Gilles Michaud, Asisten Komisaris dari Royal Kanada, Divisi Polisi Nasional.

Insiden ini terjadi setelah parlemen Kanada meningkatkan status waspada teror pada Jumat pekan lalu.

Penembakan serupa juga terjadi Senin lalu saat seorang warga Kanada dari dalam mobilnya menembak tentara. Pelaku kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Menurut laporan polisi, pelaku pada penembakan Senin lalu adalah Martin Rouleau Couture, yang masuk Islam setahun yang lalu.

Polisi sempat menahan Couture Juli lalu dan menahan paspornya, namun tidak punya cukup bukti untuk memenjarakannya.

"Saat dia ditahan Juli lalu, dia hendak berangkat ke Turki. Kami hentikan dia saat ingin meninggalkan Kanada untuk melakukan aksi terorisme. Kami tanyai dia saat itu. Kami tidak bisa menentukan apakah ada ancaman nyata saat ini," kata pejabat kepolisian Kanada, Martine Fontaine.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER