Abuja, CNN Indonesia -- Boko Haram diduga menculik lagi setidaknya 25 perempuan dalam serangan di wilayah terpencil di sebelah timur laut Nigeria.
Penculikan ini terjadi di tengah gencatan senjata dan perundingan untuk membebaskan 200 perempuan usia sekolah yang diculik kelompok ini April lalu.
John Kwaghe, saksi mata yang menyaksikan serangan itu kehilangan tiga orang anak perempuan. Sementara Dorathy Tizhe kehilangan dua anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengatakan bahwa para penculik datang tengah malam, memaksa semua anak perempaun untuk ikut bersama mereka, lalu kemudian melepaskan seorang yang paling tua diantara mereka.
Serangan ini membuat meningkatnya keraguan terhadap ucapan pemerintah Nigeria yang mengaku sedang melakukan gencatan senjata dengan Boko Haram dalam rangka pembebasan 200 orang siswi yang mereka culik.
"Kami bingung karena hanya dalam hitungan jam pemerintah mengumumkan gencatan senjata, anak-anak kami malah diculik oleh pemberontak. Kami menuntut pemerintah untuk membantu kami menyelamatkan anak-anak kami, karena kami pun bersedia mati untuk mencari mereka," kata Kwaghe kepada Reuters.
Hampir seminggu setelah pemerintah mengumumkan gencatan senjata, belum ada tanda-tanda Boko Haram akan membebaskan 200 gadis yang diculik.
Perundingan antara Boko Haram dan pemerintah Nigeria berlangsung di N'Djamena secara rahasia minggu ini.
Gencatan senjata diragukanDalam serangan yang berbeda, sebuah bom meledak pada Rabu (22/10) malam di sebuah stasiun bus di kota Azare, yang terletak di sebelah utara wilayah Bauchi.
Menurut polisi, bom ini menewaskan lima orang dan melukai 12 orang lainnya. Mereka tidak berkomentar soal siapa yang bertanggung jawab terhadap bom ini, meski Boko Haram sepertinya menjadi tersangka utama.
"Seluruh area sudah ditutup. Belum ada yang ditangkap, namun upaya investigasi sedang dilakukan," kata Haruna Mohammed, juru bicara kepolisian Bauchi.
Pemberontak dilaporkan telah berulang kali melakukan pemboman di tempat publik sejak munculnya Boko Haram yang berniat mendirikan negara Islam lima tahun lalu. Tahun ini, serangan bom dari Boko Haram meningkat, menyebabkan ratusan warga tewas.
Boko Haram juga disebut bertanggung jawab atas hilangnya nyawa ribuan warga sipil di negara dengan perkembangan ekonomi paling pesat di Arfika ini.