Abuja, CNN Indonesia -- Boko Haram dituduh melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan pemerintah pekan lalu dengan melakukan serangan ke beberapa tempat dan menewaskan lebih dari 100 orang.
Diberitakan harian Nigerian Tribune (22/10), Boko Haram melakukan serangan ke Pelachiroma dan desa Kukurpu di wilayah Hawul, menewaskan warga dan membakar hampir seluruh rumah.
Kepala Kongres Kemajuan Semua (APC), Mallam Madu Musa, mengatakan lebih dari 100 orang tewas. Dia menambahkan, gencatan senjata batal dilakukan karena Boko Haram terus mengancam keselamatan ribuan orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serangan ke Pelachiroma sangat disayangkan dan menyedihkan. Kami sedih melihat apa yang terjadi di Nigeria, hal ini membuktikan bahwa Boko Haram tidak bisa dipercaya dalam perjanjian apa pun," kata Musa.
Sementara itu, koran Nigeria yang lain, This Day, melaporkan Selasa lalu bahwa tim negosiasi dari pemerintah telah berangkat menuju ibukota Chad, N'djamena, untuk berunding dengan Boko Haram.
Salah seorang pemimpin Boko Haram, Danladi Ahmadu, mengatakan pada Voice of America di Hausa bahwa dia sedang menuju Chad dan menunggu jadwal perundingan dengan pemerintah.
Hassan Tukut, penasihat Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan negosiasi akan segera dilakukan.
Pemerintah meyakini serangan usai gencatan senjata bukan dilakukan oleh Boko Haram, melainkan oleh kelompok bersenjata lainnya yang memanfaatkan situasi genting.
Gencatan senjata ini memunculkan kembali harapan dipulangkannya lebih dari 200 gadis usia sekolah yang diculik di Chibok enam bulan lalu oleh Boko Haram.
Kasus ini mendunia dan memicu aksi protes di media sosial dengan tanda pagar #Bringbackourgirls, yang diikuti juga oleh para selebritis dan pesohor lainnya, seperti Ibu Negara Amerika Serikat Michele Obama, peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, dan bahkan Paus Fransiskus.
Setelah pemerintah mengumumkan gencatan senjata pekan lalu, tanda pagar itu kembali ramai menyeruak. Harapan pembebasan gadis-gadis itu kembali berkobar.
Kepala Angkatan Bersenjata Nigeria, Marsekal Alex Badeh, memberikan suntikan harapan saat mengatakan gencatan senjata juga meliputi perundingan soal pembebasan para gadis.
Namun pesimistis muncul karena Boko Haram belum mengonfirmasi langkah pemerintah tersebut, dan setidaknya ada lima serangan sejak gencatan senjata diumumkan Jumat lalu, menewaskan puluhan orang.
"Kami sudah bergembira. Kami punya sejuta alasan untuk senang. Tapi gencatan senjata dilanggar di beberapa tempat," kata Lawan Abana, orang tua salah satu gadis yang diculik saat berbicara pada Reuters.