Paju, CNN Indonesia -- Peluncuran balón berisi poster anti Korea Utara oleh para pegiat Korea Selatan berujung pada bentrokan dengan warga setempat yang khawatir langkah itu mengancam perdamaian antara kedua negara.
Ratusan warga kota Paju yang terletak di dekat perbatasan muncul dengan traktor yang akan digunakan untuk memblokade jalan untuk menghentikan pelepasan poster itu oleh kelompok anti-Korea Utara.
Korea Utara mengancam akan melancarkan “aksi militer” jika pelepasan bola ini diijinkan berjalan oleh pemerintah Korea Selatan dan bisa menghentikan perundingan antara kedua negara untuk mengendorkan ketegangan dan memperbaiki hubungan yang direncanakan berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penduduk setempat, sebagian bermalam di lokasi pelepasan, bertemu dengan satu bis penuh dengan para pegiat dan melempari telur ke arah bis itu sambil mendesak mereka berputar arah.
“Kegiatan seperti ini akan mendorong tembakan artileri ke arah akami,” Kwon Soon-wan warga dari kota Munsan yang terletak tidak jauh dari Paju.
“Keselamatan merupakan prioritas utama karena kehidupan kami terancam,” tambahnya.
Choi Woo-won, salah satu pegiat yang kena lemparan telur, mengatakan: “Ketika poster-poster kami telah menutup Korea Utara, Kim Jong Un akan hilang dan hancur.”
masih belum jelas pakah kelompok pegiat ini bisa melakukan pelepasan poster itu, setelah pegiat yang mendukung pembukaan hubungan dengan Korea Utara mensabotasi sebagian balon-balon tersebut.
Beberapa ratus polisi dikerahkan di lokasi yang membuat wilayah yang populer di kalangan wisatawan Korea Selatan dan Tiongkok itu menjadi kacau.
 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjadi sasaran propaganda anti-Korea Utara. (Reuters/KCNA) |
Kedua negara Korea ini secara teknis masih dalam keadaan perang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir hanya dengan penandatanganan gencatan senjata.
Lebih dari 1,8 juta tentara dikerahkan di semenanjung Korea sehingga wilayah itu menjadi lokasi yang paling diawasi secara militer.
Pyongyang menyalahkan pemerintah Korea Selatan atas peluncuran poster anti-Korea Utara yang sebelumnya dilakukan dan mengancam akan menjawab dengan aksi militer.
Propaganda dalam poster itu membuat Pyongyang marah dan negara ini mengancam akan membubarkan pembicaraan yang telah disepakati oleh kedua negara itu setelah Korea Utara mengirim delegasi pejabat tinggi bulan lalu.
Pesan propaganda ini kebanyakan mengenai pemimpin muda Korea Utara, Kim Jong Un, dengan mempertanyakan legitimasinya memimpin negara dimana rakyatnya sangat miskin sementara keluarga presiden hidup dalam kemewahan.
Awal bulan ini Korea Utara menembakkan senjata mesin ke arah balon yang dilepaskan oleh warga yang melarikan diri ke Korea Selatan, ketika balon ini kehabisan gas dan terbang rendah.
Pihak berwenang Korea Selatan mendesak para pegiat untuk tidak melepaskan balon-balon itu dengan alasan keamanan, tetapi mengatakan tidak bisa menghentikan aksi itu secara hukum karena pasal kebebasan berespresi dalam undang-undang dasar.