AKSI TERORISME

Ibu Sandera ISIS Mohon Pembebasan

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Okt 2014 23:35 WIB
Paula Kassig, ibu dari Abdul Rahman Kassig, seorang mualaf asal Indianapolis, AS yang disandera ISIS memohon pembebasan anaknya melalui Twitter.
Peter Edward Kassig atau Abdul Rahman Kassig ditangkap ISIS ketika menjalankan tugas sebagai pekerja medis di perbatasan Suriah, Oktober 2013 lalu. (Reuters/Reuters)
Indianapolis, CNN Indonesia -- Paula Kassig, ibu dari Abdul Rahman Kassig, seorang mualaf asal Indianapolis, Amerika Serikat yang disandera ISIS memohon pembebasan anaknya melalui cuitan di akun Twitter.

"Kami telah berusaha untuk menghubungi Anda langsung dan memohon anak kami, Abdul Rahman Kassig, dibebaskan. Namun hingga saat ini, kami belum menerima tanggapan apapun," tulis Kassig di akun Twitternya, @PaulaKassig.

Paula meminta respon atau instruksi dari ISIS untuk memberitahunya apa yang harus dia lakukan agar kelompok militan tersebut membebaskan anaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beri tahu kami apa yang bisa kami lakukan agar Abdul Rahman dapat terus menjalani hidupnya sesuai dengan hukum-hukum Islam," kata Kassig dalam cuitan selanjutnya.

Menurut keluarga, Abdul Rahman Kassig ditangkap ISIS ketika tengah menjalankan tugasnya sebagai pekerja medis di kota Deir al-Zor, di timur Suriah, pada Oktober 2013 lalu.

Lahir dengan nama Peter Edward Kassig, Abdul Rahman Kassig masuk Islam saat berada dalam tahanan ISIS dan mengubah namanya.

Selama beberapa bulan terakhir, ISIS telah menebarkan teror dengan mengeksekusi mati sejumlah sandera, merekam aksi kekerasan tersebut dan menyebarkannya melalui internet.

Beberapa korban aksi kekerasan ISIS yang terekam dalam beberapa seri video antara lain, wartawan AS James Foley dan Steven Sotloff, pekerja medis asal Inggris David Haines dan Alan Henning.

Abdul Rahman Kassig muncul dalam video ISIS yang memperlihatkan pemenggalan kepala Henning yang dirilis awal Oktober lalu. Dalam video tersebut, algojo ISIS mengancam akan memenggal Kassig selanjutnya.

Kemunculan Kassig dalam video tersebut memicu orang tua Kassig untuk berupaya menghubungi ISIS demi memohon keselamatan nyawa anaknya, seperti membuat akun Twitter dan mengunduh video permohonan pembebasan.

"Kami meminta semua orang di seluruh dunia untuk berdoa bagi keluarga Henning dan pembebasan anak kami serta semua orang yang disandera di Timur Tengah maupun di belahan dunia lainnya," demikian cukilan pernyataan Paula dan suaminya, Ed Kassig, seperti diberitakan CNN, Jumat (24/10).

Sebelumnya, Paula juga pernah meminta informasi tentang anaknya dalam cuitannya kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi.



Sebelum pekerja medis di Suriah, Kassig pernah bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat pada 2006 dan kemudian ditugaskan ke Irak pada 2007. Kassig kemudian diberhentikan secara terhormat dari militer AS karena alasan kesehatan.

Setelah kembali ke AS, Kassig sempat menikah namun kemudian bercerai, dan memutuskan untuk kembali ke Timur Tengah sebagai pekerja medis. Kassig mendirikan Special Emergency Response and Assistance, sebuah lembaga bantuan kemanusiaan nirlaba berbasis di Turki untuk mengobati pengungsi pada 2013.

"Saya bukan dokter atau perawat, namun saya dapat memasang perban, membantu membersihkan pasien, memakaikan infus, dan lainnya. Bagi saya bantuan ini membuat hidup saya bermakna," kata Kassig dalam sebuah wawancara pada 2012 silam.

(Sumber: CNN)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER