Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan nama Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet yang ia namakan Kabinet Kerja, Minggu (26/10). Retno merupakan Duta Besar RI di Belanda. Ia dipanggil pulang Jokowi untuk membantu pemerintahannya.
Saat menyebutkan nama Retno, Presiden Joko Widodo menyebut wanita berumur 52 tahun itu sebagai sosok pekerja keras, tegas, dan visioner.
Retno yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Norwegia dan sekarang Duta Besar RI untuk Belanda itu juga disebut Jokowi sebagai Menteri Luar Negeri wanita pertama dalam sejarah pemerintahan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dalam bursa calon menteri luar negeri, nama Retno bersaing dengan Yuri Thamrin, Arif H. Oegroseno, dan Desra Percaya.
Menurut Phillip J. Vermonte, pengamat dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, dipilihnya Retno sebagi Menlu oleh Jokowi merupakan keputusan simbolis.
"Retno pernah bertugas sebagai sebagai dubes di Norwegia, negara yang sama seperti Indonesia, yang mengakui konsep negara kepulauan dan aktif dalam hukum kelautan. Dengan pemilihan Retno, misi Jokowi untuk memperkuat kelautan Indonesia di mata internasional mungkin bisa diwujudkan," kata Phillip kepada CNN Indonesia usai pengumuman pengangkatan menteri.
Selain akan mendapat amanat untuk menjalin kerjasama internasional di sektor kepulauan dan kelautan, bagi Phillip, Retno juga akan melanjutkan tugas Hassan Wirajuda, menteri luar negeri 2001-2009 yang kala itu memiliki misi meningkatkan kualitas para diplomat muda Indonesia dengan memberikan pembinaan pendidikan yang lebih baik.
"Menteri Luar Negeri baru harus paham birokrasi agar dapat membenahi manajemen di Kementerian Luar Negeri sehingga misi Pak Hassan berkelanjutan dan Indonesia dapat memiliki diplomat-diplomat berkualitas," ujar Phillip.
Ajang pertemuan negara tingat internasional yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan lagi, seperti ASEAN, APEC dan G20, menurut Phillip dapat menjadi panggung Retno yang pertama untuk menunjukkan subtansi dan prioritas politik Indonesia di mata dunia.
Menteri luar negeri yang baru harus paham birokrasi agar dapat membenahi manajemen di Kementerian Luar Negeri.Phillip J. Vermonte |
"Selain harus memiliki diplomasi hubungan internasional, Ibu Retno juga harus memiliki diplomasi ekonomi, jadi Indonesia manfaat diplomasi luar negeri dalam hal perekonomian juga terasa," kata Phillip.
 Menteri Luar Negeri baru Indonesia Retno Marsudi siap melanjutkan kerjasama Indonesia dengan negara-negara di dunia. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Dubes rasa 'Emak'Sebernarnya banyak pihak yang telah lama berharap Retno menjadi menlu, namun ada pihak yang masih 'tidak rela' Retno menyudahi kepemimpinannya sebagai Duta Besar Belanda.
"Mahasiswa dan warga Indonesia di Belanda merasa seperti akan ditinggal ibu," kata Willy Sakareza yang akrab dipanggil Saka, mahasiswa yang sedang studi jenjang S2 di Business Leiden University, Belanda, sambil tertawa saat dihubungi melalui sambungan internasional pada Minggu.
Sosok Retno bagi Saka dan rekan-rekannya di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dipandang berwibawa tapi mudah didekati.
Mahasiswa dan warga Indonesia di Belanda merasa seperti akan ditinggal ibu. Willy Sakareza |
"Kami menyebut Ibu Retno sebagai 'emak' karena beliau sangat perhatian dengan warga Indonesia di Belanda. Kalau ada acara-acara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Ibu Retno sering turun tangan langsung sama seperti panitia," ujar Saka.
Perkenalan Saka dengan Retno terjadi sekitar awal tahun 2013, ketika ada acara pertemuan di KBRI di Belanda.
Saka takjub, karena sebagai duta besar yang biasanya berpakaian necis dan penuh pengawalan, Retno terlihat memakai kemeja dan celana jeans serta akrab berbincang dengan semua tamu yang datang.
Selain sikap yang rendah hati, Saka juga mengingat salah satu prestasi Retno, yaitu ketika Retno berhasil mendatangkan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia pada Maret 2014.
Salah satu tujuan kedatangan PM Belanda ke Indonesia adalah menandatangani kerjasama di bidang manajemen air yang pernah didiskusikan setahun sebelumnya.
"Ibu Retno rajin menjalin komunikasi untuk mempromosikan keunggulan Indonesia dengan pemerintah Belanda sehingga pemerintah di sana memandang Indonesia sebagai negara yang pantas untuk diajak kerjasama," puji Saka.
Saka, kawan-kawan PPI serta WNI di Belanda berharap Retno dapat mengemban tugas barunya dengan baik.
"Semoga Ibu Retno bisa memperkuat posisi Indonesia di mata dunia dan tetap menjadi sosok ibu seperti apa adanya," kata Saka.
Seusai pengumuman oleh Presiden Joko Widodo kepada CNN Indonesia Retno menyatakan siap membawa Indonesia berperan secara aktif ke forum-forum strategis internasional.
Ketika ditanya mengenai program kerja jangka panjang dan jangka pendek, Retno mengaku baru akan ikut rapat kabinet baru pada Senin (27/10), sehingga belum dapat menjelaskan lebih lanjut.
Namun Retno memberi sedikit informasi, bahwa dalam rapat perdana esok ia akan membahas soal keikutsertaan Indonesia di kancah forum-forum penting dunia yang berlangsung beberapa bulan ke depan dan juga poin-poin yang akan jadi fokus Kemenlu di bawah kepemimpinannya.
“Akan dibicarakan soal APEC, G20 dan yang lainnya,” kata Retno.
Pemanggilan Retno ke Istana pada hari Minggu ini disampaikan melalui mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto. “Saya diminta untuk datang ke Istana dengan memakai seragam putih dan menghadiri jamuan teh,” tutur Retno.
Di tangan Retno kini, politik luar negeri Indonesia akan dibentuk.
Baca:
Retno Marsudi: Menlu RI Perempuan Pertama