KONFLIK LIBYA

Konflik Jalanan Tewaskan 130 Orang

CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2014 08:35 WIB
Tiga tahun setelah revolusi yang menewaskan Gaddafi, Libya didera konflik internal. Pertempuran militer dan kelompok militan baru saja tewaskan 130 orang.
Kamp militan dihancurkan oleh militer Libya beberapa waktu lalu. Namun konflik internal yang terjadi tanpa henti ditakutkan memicu perang sipil di Libya (Reuters/Stringer)
Benghazi, CNN Indonesia -- Kerusuhan merebak di Benghazi, Libya, antara militer Libya dan kelompok militan Islam, Anshar al-Sharia, yang mencoba merebut kembali kamp mereka di sebelah timur Benghazi pada Minggu (26/10).

Anshar al-Sharia adalah kelompok yang dituduh Washington bertanggung jawab dalam serangan terhadap konsulat jenderal Amerika Serikat di Benghazi pada 2012. Serangan ini menewaskan Duta Besar Amerika, J. Christopher Stevens.

Setidaknya 130 orang dinyatakan tewas dalam pertempuran jalanan 10 hari terakhir di kota terbesar kedua di Libya ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertempuran yang terbaru terjadi di komplek universitas dan area lain yang berdekatan dengan kamp.

Seorang petugas keamanan mengatakan kepada Reuters, kebakaran juga terjadi di bangunan utama universitas.

Tentara juga terlibat dalam pertempran di wilayah lain di Benghazi, kata seorang warga. Banyak keluarga berkemas dan meninggalkan kota, sebuah pemandangan yang normal akhir-akhir ini, terutama setelah jenderal Khalifa Haftar mendeklarasikan perang terhadap militan Islam pada Mei lalu.

Pasukan militer baru, yang didukung oleh Khalifa Haftar dan kelompok muda bersenjata, dibentuk awal Oktober sebagai upaya untuk melawan militan Islam di Benghazi.

Pasukan ini berhasil mengusir kelompok militan dan bandara dan dari kamp 17 Februari, benteng mereka di dalam kota.

Kejadian ini merupakan sedikit gambaran tentang apa yang terjadi di Libya tiga tahun setelah kematian Muammar Gaddafi.

Libya kini terbagi atas suku-suku yang bersaing serta dua faksi politik yang saling menklaim keabsahan masing-masing.

Negara Barat dan tetangga Libya saat ini mengkhawtirkan koflik internal di negara penghasil minyak ini akan berkembang menjadi perang sipil.

Situasi di Benghazi dan daerah lain di Libya terjadi karena militer yang tidak mampu mengontrol militan. Haftar memiliki pesawat tempur dari angkatan udara Libya terdahulu,dan disebut didukung oleh Mesir yang khawatir soal soal berkembangnya kelompok militan. Namun Haftar menyanggah hal ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER