KONFLIK IRAK

Bom Bunuh Diri Bunuh 27 Militan di Irak

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2014 13:36 WIB
Bom bunuh diri dari mobil Humvee di Irak pada Senin kemarin menewaskan dan melukai tentara serta kelompok Syiah yang sedang berjuang mengusir ISIS.
ISIS terus melakukan penyerangan di Irak, setelah kota Kobani, kini mereka berniat menyerang kota Baghdad. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Baghdad, CNN Indonesia -- Bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 27 milisi Syiah di Jurk al-Sakhar, Irak, pada Senin (27/10) setelah tentara mengusir militan ISIS dari area itu selama akhir pekan kemarin.

Serangan tersebut juga melukai sedikitnya 60 milisi Syiah, yang sedang membantu tentara Irak untuk merebut kembali kota di selatan ibukota itu.

Menurut sumber dari tentara setempat, pelaku bom bunuh diri mengendarai mobil Humvee berisi bahan peledak yang kemungkinan merupakan hasil curian dari tentara Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentara Irak akhirnya berhasil mengusir para pemberontak Sunni di Jurk al-Sakhar, setelah berbulan-bulan melakukan pertempuran. Jurk al-Sakhar penting bagi tentara agar kelompok militan tidak memasuki ibu kota, Baghad.

Kota tersebut juga berguna untuk mengerebek markas ISIS di barat Provinsi Anbar dan menghentikan aksi penyusupan ISIS ke wilayah selatan di mana banyak warga Syiah tinggal.

Sementara tentara Irak dan milisi Syiah menikmati kemenangan mereka pada Minggu, serangan balasan dilancarkan ISIS dengan menembakan mortir di Jurf al-Sakhar, yang menewaskan puluhan dan melukai banyak orang.

ISIS memandang kelompok Syiah sebagai golongan kafir yang pantas mati. Serangan yang dilakukan ISIS hingga saat ini telah membawa kekerasan ke satu tingkat lebih tinggi dari perang saudara yang terjadi tahun 2006-2007.

Warga Irak semakin bersatu untuk membantu menangkis serangan terhadap kelompok Syiah, yang saat ini sedang mempersiapkan festival keagamaan Asyura.

Festival Asyura dirayakan jutaan Syiah di masjid-masjid Irak, untuk memperingati hari meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hussein, dalam pertempuran antara Syiah dan Sunni di Karbala pada tahun 680 SM.

Kekerasan kerap terjadi menjelang festival dan selama seminggu saat perayaan festival.

Tekanan terhadap Baghdad

Kelompok ISIS yang merupakan cabang dari Al-Qaidah dan beranggotakan pejuang asing dan Arab saat ini berada di posisi lemah, terutama mendapat serangan udara dari Amerika Serikat di Irak dan Suriah.

AS memimpin serangan udara bertubi-tubi terhadap militan ISIS pada Minggu dan Senin lalu, termasuk ke kota di perbatasan Suriah, Kobani, wilayah dimana etnis Kurdi terkepung.

Kelompok ISIS telah mengancam untuk mengambil alih Baghdad, namun tentara dan ribuan militan Syiah diperkirakan akan melakukan perlawanan sengit jika ibukota berada di bawah ancaman.

Pada Senin malam, sebuah bom mobil menewaskan sedikitnya 15 orang di pusat kota Baghdad.

Serangan tersebut terjadi di sekitar pertokoan di distrik Karrada, dekat tempat tinggal para Sunni, Syiah serta beberapa warga multi etnis.

Pertempuran penting berikutnya akan terjadi di dekat Baghdad, Provinsi Anbar, Kota Ammriyat al-Fallujah, yang dilakukan oleh Sunni.

Kota Amriyat al-Fallujah telah dikepung oleh militan ISIS selama berminggu-minggu. Pejabat keamanan Irak menyebutkan kalau tentara sedang dipersiapkan untuk mengusir ISIS.

ISIS sendiri sekarang dalam posisi siap tempur, setelah mereka berhasil menguasai Provinsi Anbar pada Juni lalu.

"Kita perlu tentara baru agar bisa membela negara, bukan sekedar menjadikan profesi tentara sebagai mata pencaharian. Kita juga harus fokus menyerang, bukan berpindah-pindah. Kita harus mengalahkan mereka di satu tempat baru pindah ke tempat lain," ujar Perdana Menteri Haider al-Abadi dalam pertemuan dengan para pemimpin Sunni dari Anbar yang disiarkan di televisi negara.

Dalam rangka menstabilkan kembali Irak, Abadi yang merupakan seorang Syiah, harus memenangkan pertempuran dari Sunni, terutama di Anbar, yang diyakini memiliki dukungan dari ISIS.

Kekerasan yang Tidak Mereda

ISIS terus menerus melakukan tekanan terhadap Irak, dengan menyerang tentara, polisi dan milisi Syiah di kota al-Mansuriyah, timur laut Baghdad, yang menurut sumber polisi telah menewaskan enam orang anggota pasukan keamanan.

Pejuang Kurdi Peshmerga juga membuat kemajuan selama akhir pekan dalam melawan ISIS, yang mengklaim diri mereka sebagai khilafah di jantung Timur Tengah dan bertekad untuk menguasai wilayah penghasil minyak.

Banyak perhatian yang fokus pada penyebaran Peshmerga di Kobani, di mana Kurdi telah berhasil menangkis serangan ISIS selama 40 hari.

Pejabat Kurdi Irak dan anggota pemerintahan Kurdi di Suriah mengatakan kalau Peshmerga akan berangkat ke Kobani melalui Turki, namun keberangkatan yang seharusnya pada Minggu tersebut tertunda.

"Pasukan Kurdi Irak tidak akan terlibat pertempuran darat di kota Kobani Suriah, tapi akan memberikan dukungan artileri untuk warga Kurdi di sana," ujar juru bicara Kurdistan Irak.

Pejuang ISIS sendiri telah berusaha untuk menaklukan Kobani lebih dari sebulan lalu, mereka terus menekan walaupun serangan udara pimpinan As telah memojokkan posisi mereka dan mengakibatkan banyak kematian dari pihak ISIS sendiri.

Baca juga:
Serangan Senjata Mereda di Libanon
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER