Yerusalem, CNN Indonesia -- Pihak Israel mengatakan pada Rabu (29/10) bahwa kelompok militan Hizbullah sedang merencanakan penggalian terowongan di seberang perbatasan Libanon untuk persiapan perang.
Pernyataan Israel itu disampaikan oleh seorang k
omandan pasukan Israel di Libanon dan Suriah, Mayor Jendral Yair Golan, meski ia tidak mempunyai bukti yang cukup.
"Kami tidak memiliki informasi positif mengenai keberadaan terowongan tersebut. Situasi saat ini tidak sama dengan yang terjadi di sekitar jalur Gaza," ujar Golan saat diwawancarai oleh Army Radio, seperti yang dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isu penggalian terowongan tidak asing bagi Libanon dan Hizbullah. Jadi kita harus menganggap kalau terowongan tersebut benar-benar ada sehingga bisa mengantisipasinya," ujar Golan.
Golan mengatakan kalau Hizbullah, yang sedang perang Presiden Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah, tidak mungkin akan mencari masalah baru dengan Israel.
Jika hal isu pembangunan terowongan itu benar terjadi, Israel akan menyerang Libanon lebih kejam dari serangan roket Hizbullah.
Ketakutan Israel akan adanya kepemilikan terowongan oleh lawan bermula sejak perang melawan Hamas di Gaza pada Juli dan Agustus.
Militan Palestina itu menggunakan terowongan dari Gaza lalu membuat serangan kejutan bagi Israel.
Warga di utara Israel, yang telah babak belur akibat serangan roket Hizbullah pada 2006, telah berkali-kali melaporkan kalau sering mendengar suara penggalian di bawah tanah. Namun ketika diselidiki pihak militer Israel, kecurigaan warga tidak terbukti.
Hizbullah tidak mengomentari tuduhan tersebut. Namun berkaca dari pengalaman di Gaza kemarin, Israel mengatakan kalau mereka sedang mengembangkan teknologi yang lebih canggih dan efektif dalam waktu dua tahun kedepan untuk menyisir keberadaan terowongan-terowongan.
Beberapa serangan masih sesekali terjadi di perbatasan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk ledakan bom di pinggir jalan yang dirancang oleh Hizbullah dan telah melukai seorang tentara Israel.
Israel membalas dengan menembakan peluru ke selatan Libanon.
"Kami tidak akan mampu menyediakan payung seperti 'Iron Dome' di selatan," ujar Golan. Payung adalah sistem pencegat serangan udara yang diklaim oleh pejabat Israel dan AS bisa menembak jatuh hingga 90 persen roket yang ditembakkan Gaza.
"Kami dan Hizbullah sedang melakukan semacam pencegahan yang berimbang. Kami tetap memperingatkan kalau keadaan terlalu bergejolak bisa memicu perang," ujar Golan.
Ia mengatakan tidak ada pencegahan mutlak yang dilakukan. "Masing-masing pihak memiliki batas kekuatan untuk saling menahan diri. Cepat atau lambat kedua pihak pasti akan mengambil suatu tindakan," kata Golan.