KONFLIK SURIAH

Kurdi Irak Bantu Perlawanan di Suriah

CNN Indonesia
Kamis, 30 Okt 2014 16:00 WIB
Kurdi Suriah yang berada di Kobani terdesak oleh serangan ISIS, yang juga terkepung oleh serangan udara AS. Kurdi Irak berencana datang membantu perlawanan.
Warga Kurdi saling bantu menyelamatkan saudara mereka di Kobani dengan mengirimkan tentara dan persenjataan. (Reuters/Kai Pfaffenbach)
Suruc, CNN Indonesia -- Sebuah konvoi dilakukan oleh pejuang Peshmerga dari Irak Utara ke tenggara Turki untuk menuju kota Kobani di Suriah pada Rabu (29/10).

Aksi tersebut dilakukan untuk membantu Kurdi di Kobani dari kepungan ISIS yang kini sedang terdesak oleh serangan udara Amerika Serikat.

Kota Kobani yang terletak di perbatasan Turki telah berada dalam pertempuran yang dilakukan oleh negara sekutu pimpinan AS untuk mengusir ISIS dan geriliyawan muslim Sunni lainnya selama lebih dari satu bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan udara berminggu-minggu yang menggempur pertahanan ISIS di Kobani menyebabkan kematian warga sipil dan ribuan tentara yang gagal memecah pengepungan.

Kurdi dan sekutunya berharap Peshmerga segera datang dengan senjata-senjata berat sehingga bisa mengubah keadaan.

Para pejuang Kurdi, yang disebut sebagai pahlawan dalam perang terhadap ISIS, melakukan konvoi perjalanan menuju Kobani dengan menggunakan jip dan truk kabin terbuka untuk mengangkut senapan mesin berat.

Mereka melewati tenggara Turki dan melintas di Irak utara untuk menuju Kobani.

Kehadiran pasukan tambahan ini telah mendapatkan izin dari pemerintah Turki, yang selama tiga dekade terlibat perseteruan dengan militan PKK Kurdi, sehingga izin tersebut dianggap aneh oleh warga.

Penduduk desa melepas kepergian para pejuang dengan menyalakan api unggun, kembang api dan bersorak-sorai disepanjang jalanan yang dilewati konvoi.

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di kota perbatasan Suruc dan mengecat wajah mereka dengan warna bendera Kurdi.

"Semua Kurdi adalah saudara. Kami ingin mereka pergi berperang di Kobani dan membebaskan penduduk di sana," ujar Issa Ahamd, seorang siswa SMA, 18, warga Kurdi Suriah yang melarikan diri ke Turki sejak Kobani diserang.

Adham Basho, anggota Dewan Nasional Suriah Kurdi di Kobani, menyebutkan kalau kelompok pertama yang dikirim berisi seratusan pejuang Peshmerga sudah tiba dengan pesawat di dekat kota Sanliurfa pada Rabu pagi dengan pengamanan ketat.

Saleh Muslim, wakil ketua Partai Demokratik Suriah Kurdi (PYD), mengatakan kalau Peshmerga diharapkan membawa senjata berat ke Kobani.

"Terutama senjata artileri, senjata anti-armor dan senjata anti-tank, karena senjata tersebut berguna untuk memukul balik ISIS yang telah menggunakan kendaraan lapis baja dan tank dalam serangan mereka," ujarnya.

Menteri Peshmerga Kurdistan Mustafa Sayyid Qader, pada Selasa (28/10) mengatakan kepada media lokal bahwa tidak ada batas waktu berapa lama mereka akan berada di Kobani.

Pemerintah daerah Kurdistan mengatakan kalau pejuang juga tidak akan terlibat pertempuran langsung dengan ISIS di Kobani karena hanya akan memberikan dukungan artileri saja.

Islam radikal

ISIS telah menyebabkan kepanikan di dunia internasional dengan menguasai wilayah di Irak dan Suriah dengan mendeklarasikan bahwa mereka adalah pemimpin Islam dan bertujuan menghapus batas di antara kedua negara tersebut.

Pasukan ISIS telah membantai kaum Muslim Syiah, Kristen dan komunitas lain yang menentang mereka.

ISIS, yang berasal dari kelompok Front Nusra dan berafiliasi dengan Al-Qaidah di perang sipil Suriah, telah melebarkan wilayah kekuasaan mereka di utara Suriah yang belum dikuasai oleh ISIS.

Menurut data dari PBB, hampir sepuluh juta orang terlantar akibat perang di Suriah dan hingga 200 ribu orang lainnya meninggal.

Pada Rabu, sebuah helikopter milik tentara Suriah menjatuhkan dua bom di sebuah kamp pengungsi di utara Provinsi Idlib dan menewaskan banyak orang.

Di Irak, pasukan keamanan mengatakan mereka telah marangsek masuk hingga 2 km dari kota Baiji untuk melakukan serangan baru dalam rangka merebut kembali kilang minyak terbesar yang ada di negara tersebut.

Aksi ISIS mengancam terjadinya pembantaian massal di Kobani, sehingga memicu Kurdi lainnya untuk membantu pertempuran di sana.

Militer AS telah melakukan 14 kali serangan udara pada Selasa dan Rabu untuk memberantas ISIS di wilayah Irak dan Suriah, menurut pernyataan dari Komando Sentral AS.
Serangan ISIS telah menyebabkan ratusan ribu orang terluka dan meninggal. (Reuters/Yannis Behrakis)

Delapan serangan mereka berhasil menghancurkan pertahanan ISIS di Kobani.

Menurut Obsevatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, selusin peluru ditembakan oleh pejuang ISIS semalam setelah bentrok dengan kelompok Suriah Kurdi dan YPG.

Mereka menyebutkan bahwa ISIS sedang berusaha masuk melalui gerbang perbatasan yang ada di Kobani, sebelum Peshmerga datang, sementara itu YPG dan ISIS juga sedang baku tembak di daerah pinggiran selatan kota tersebut.

Obsevatorium juga mengatakan kalau 50 pejuang Suriah telah memasuki Kobani dari Turki dengan senjata mereka, meskipun tidak jelas dari kelompok mana mereka berasal.

Turki telah mengajak pemberontak Suriah yang sedang memerangi Presiden Bashar al-Assad untuk bergabung melawan ISIS di Kobani.

Komandan pemberontak Abdul Jabbar al-Oqaidi mengatakan ia telah memimpin 200 pejuang Tentara Pembebasan Suriah (FSA) ke Kobani tapi tidak ada konfirmasi mengenai hal ini.

FSA menggambarkan puluhan kelompok bersenjata sedang memerangi Assad tetapi tidak ada komando dari pusat sedikit. Hal ini dikarenakan persenjataan mereka telah habis saat pertempuran.

Kemitraan tersembunyi

Parlemen Kurdi di Irak, pekan lalu telah menugaskan beberapa pasukan Peshmerga untuk berjuang ke Suriah sekaligus untuk menekan ISIS bersama sekutu Barat. Turki juga telah setuju membiarkan pasukan tersebut melewati wilayahnya untuk menyeberang.

AS dan sekutunya sendiri telah menyatakan kalau mereka tidak berencana mengirim pasukan untuk melawan ISIS di Suriah maupun Irak, tetapi mereka perlu pejuang darat saat mereka melakukan serangan udara.

Kurdi Suriah juga telah menyerukan masyarakat internasional untuk memberikan bantuan berupa senjata berat dan amunisi, setelah sebelumnya menerima batuan dari AS.

Namun Turki menuduh kelompok Kurdi yang ada di Kobani berpihak kepada militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan melawan Turki dan dianggap sebagai teroris oleh Turki, Washington dan Uni Eropa.

Seorang pejabat Kurdi Suriah di Paris, Prancis pada Rabu, (29/10) mengatakan kalau Perancis akan membantu serangan udara di Irak dan memberi Peshmerga di Irak senjata dan pelatihan. Namun mereka menyebut belum ada dukungan ke Kurdi di Suriah.

"Prancis telah mengatakan siap untuk membantu orang-orang Kurdi, tapi kita belum diterima oleh otoritas Perancis. Belum ada kontak langsung maupun tidak langsung," Khaled Eissa, perwakilan Kurdi Suriah Uni Demokratik Partai (PYD) di Perancis.

Pejabat Prancis yang dikonfirmasi mengatakan bahwa tidak pernah ada pertemuan dengan PKK karena ada kekhawatiran tentang hubungan sejarah Prancis dengan PKK.

Turki khawatir Kurdi Suriah akan meniru kekacauan saudara mereka di Irak dan berusaha membuat negara di utara Suriah, menghidupkan kelompok PKK di Turki dan merapuhkan proses perdamaian.

Sikap tersebut membuat geram minoritas Kurdi di Turki. Kurdi menduga Turki, yang menolak untuk mengirimkan pasukan untuk membantu Kobani, lebih suka melihat ISIS bercokol daripada membiarkan pemberontak Kurdi membantu perebutan wilayah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER