Brussels, CNN Indonesia -- Ukraina, Rusia, Uni Eropa Setuju Untuk Melanjutkan Pasokan Gas
Ukraina, Rusia dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan soal pasokan gas ke Ukraina pada Kamis (30/10) di Brussels, Belgia.
Setelah beberapa kali gagal melakukan pembicaraan akibat konflik yang berkecamuk di timur Ukraina, kesepakatan akhirnya tercapai berkat mediasi Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan ini sangat penting karena jika Moskow menghentikan atau mengurangi pasokan gas ke Ukraina, maka pasokan gas ke negara-negara Uni Eropa akan ikut terganggu.
Moskow sendiri telah menutup jaringan pipa gas ke Ukraina sejak Juni, namun gas menjadi kebutuhan utama menjelang musim dingin yang akan segera tiba.
Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, memuji kesepakatan yang terjadi di Brussels tersebut.
"Rakyat Eropa tidak akan kedinginan di musim dingin ini," ujar Barroso dalam konfrensi pers, setelah menyaksikan penandatanganan dokumen oleh para Menteri Energi Rusia, Ukraina dan Komisaris Energi Uni Eropa, Guenther Oettinger.
Oettinger melihat perjanjian tersebut sebagai harapan antara Moskow dan Kiev dalam konflik yang telah membagi Timur-Barat, suatu hal yang belum terjadi lagi sejak era Perang Dingin usai.
Bantuan lembaga internasionalHarga dari kesepakatan tersebut mencapai hampir US$4,6 miliar. Ukraina akan membayar US$3.1 miliar dalam dua tahap dan sisanya $ 1.5 miliar akan didapat dari pinjaman IMF dan Uni Eropa kepada Rusia Gazprom.
IMF menjamin bantuan keuangan pada Ukraina terkait dengan pasokan gas akan terus berlanjut. Ukraina akan mendapat bantuan finansialnya di masa mendatang.
Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, yang meninggalkan Brussels pada Kamis pagi, mengaku kecewa dengan kesepakatan tersebut. Ia menginginkan komitmen yang lebih kuat dari Uni Eropa terhadap keuangan Ukraina.
Menurutnya, Ukraina memiliki kemampuan membeli gas untuk kebutuhan negaranya hingga akhir tahun ini.
Ditemui di kesempatan yang sama saat konferensi, Oettinger mengatakan bahwa Kiev memiliki uang untuk membayar utang kepada Gazprom.
Perusahaan gas Ukraina, Naftogaz, juga memiliki pendapatan sendiri yang akan digunakan untuk membayar gas yang dibeli dari Rusia tersebut.
Menteri Energi Ukraina, Yuri Prodan berharap adanya kesepakatan yang lebih menguntungkan terkait perselisihan dengan Gazprom tentang harga dan kapasitas gas.