KASUS ISLAMOFOBIA

Intimidasi Muslim Meningkat di Kanada

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 16:44 WIB
Paska serangan di gedung parlemen Kanada yang menewaskan seorang polisi, intimidasi anti-Muslim di negara ini meningkat hingga 10 kali lipat.  
Penembakan di gedung parlemen Kanada pekan lalu diduga dilakukan oleh seorang warga Muslim Kanada, Michael Zehaf-Bibeau.(Reuters/Chris Wattie)
Ottawa, CNN Indonesia -- Organisasi Muslim mengatakan laporan intimidasi anti-Muslim di Kanada meningkat setelah serangan di gedung parlemen Kanada yang menewaskan seorang polisi minggu lalu.

Dewan Nasional Muslim Kanada mengatakan laporan pelecehan terhadap Muslim meningkat sepuluh kali lipat, termasuk penghinaan ras di bus umum, catatan yang sengaja ditinggal di depan kaca mobil dan intimidasi di sekolah.

"Ada beberapa bentuk dukungan positif dari orang-orang yang menolak fanatisme. Namun, keluhan juga meningkat cukup besar juga," ujar Amy Awad, koordinator kelompok hak asasi manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awad mengungkapkan jumlah laporan normal insiden anti-Muslim secara nasional adalah sekitar lima laporan dalam seminggu.

"Ini meningkat sepuluh kali lipat dengan lonjakan nyata beberapa hari terakhir," ujar Awad.

Kekhawatiran soal ekstremis Islam meningkat di Kanada setelah pria bersenjata menembak tentara dan menyerang gedung parlemen di Ottawa pada 22 Oktober lalu.

Dua hari sebelumnya, seorang pria menabrak dua tentara dengan mobilnya di Montreal dan menyebabkan salah satu tentara tersebut tewas.

Beberapa kelompok Muslim Kanada mengutuk keikutsertaan Kanada dalam serangan yang dipimpin AS untuk menumpas ISIS di Irak dan Suriah.

Sejumlah politisi tingkat tinggi di Kanada juga telah mendesak warga untuk tidak menyerang warga Islam.

Adil Charkaoui, koordinator Quebec Collective Against Islamophobia mengatakan kelompoknya menerima 30 keluhan intimidasi sejak minggu lalu.

Menurut Charkaoiu, jumlah keluhan ini cukup besar terhitung sejak upaya mantan pemerintah provinsi Quebec yang gagal melarang pekerja Quebec yang beragama Islam memakai jilbab dan warga Yahudi memakai penutup kepala yang disebut kippa.

"Sejak berakhirnya Charter of Values, kami menerima sedikit keluhan. Dengan insiden tragis ini, semuanya mulai (meningkat) lagi," ujar Charkaoui, warga Kanada kelahiran Maroko.

Imam Syed Soharwardy, pendiri Muslims Against Violence di Calgary mengatakan dirinya juga menerima banyak keluhan baru-baru ini, namun ia menambahkan hal tersebut masih kecil.

"Iya, ada reaksi, namun mayoritas warga Kanada beradab dan toleran. Kami telah melihat beberapa contohnya," ujar Soharwardy.

Di Cold Lake, Alberta, markas pasukan udara yang mengerahkan pesawat tempur menyerang ISIS di Irak, warga bergerombol membersihkan dan memperbaiki sebuah masjid bersama-sama yang telah dirusak minggu lalu.

Relawan membersihkan tulisan "go home", yang bernada mengusir dan menggantinya dengan tulisan "you are home", yang berarti "kamu sudah di rumah".

Minggu ini seorang aktor dipukul di wajahnya oleh warga Hamilton, Ontario, daerah tentara yang meninggal di Ottawa, setelah ia menceramahi seorang Muslim atas pakaiannya di halte bus.

Aktor tersebut sedang menjalani eksperimen sosial untuk menguji toleransi warga Kanada.

Sebuah video Youtube soal eksperimen ini telah tersebar luas.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER