Teheran, CNN Indonesia -- Rusia mengumumkan rencana membangun reaktor nuklir baru di Iran, di tengah upaya Barat menghentikan program pengayaan uranium negara itu yang disebut untuk membuat bom atom.
Mengutip kantor berita Rusia Ria-Novosti, Selasa (11/11), Rusia akan membangun hingga delapan reaktor baru untuk "energi atom damai" di Iran.
Termasuk dalam perjanjian, Iran akan mengirimkan bahan bakar nuklir kembali ke Rusia untuk diolah dan disimpan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, lebih dari dua reaktor akan dibangun di instalasi Bushehr, sedangkan sisanya di fasilitas pengayaan lainnya.
"Ini adalah titik balik bagi hubungan antara Rusia dan Iran. Pembangunan delapan blok reaktor di Iran adalah proyek besar yang akan meningkatkan kerja sama kami untuk puluhan tahun ke depan," kata kepala nuklir Iran Ali Akbar Salehi.
Belum diketahui kapan pembangunan akan dilakukan, namun Rosatom menegaskan bahwa reaktor akan ditempatkan di instalasi nuklir di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional, IAEA.
Instalasi nuklir di Busher dibangun bekerja sama dengan Rusia dan rampung pada 2011 dan diserahkan operasional sepenuhnya pada Iran tahun 2013.
Pemerintah Rusia saat itu mengatakan tengah membicarakan dengan Iran soal pengiriman reaktor tambahan.
Pengumuman ini datang kurang dari dua minggu dari perundingan Iran dengan Barat terkait aktivitas nuklir mereka.
Rencana Rusia ini juga selang sehari setelah Israel mengatakan bahwa rezim Iran tidak bisa dipercaya, dan Washington menegaskan bahwa Iran tidak akan bisa memiliki senjata nuklir.
"Tidak ada modernisasi di Iran. Tidak ada reformasi. Mereka menyerukan pemusnahan Israel, mempromosikan terorisme internasional," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Senin (10/11).
Iran bersikeras nuklir yang tengah mereka kembangkan adalah untuk tujuan energi dan medis.