Cairo, CNN Indonesia -- Kelompok militan paling aktif di Mesir, Ansar Bayt al-Maqdis, telah menyatakan sumpah setia mereka kepada ISIS, melalui sebuah klip audio yang diposting di akun Twitter kelompok tersebut.
Kelompok militan yang berbasis di Sinai itu memposting klip audio berdurasi 9 menit dan 26 detik pada Selasa pagi pada akun Twitter yang menyebut dirinya “suara resmi Ansar”.
Klip itu kemudian ditampilkan di sebuah situs yang digunakan oleh para militan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam klip, seorang pria mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok bagian "departemen informasi". Dia mengatakan kalau para militan telah berjanji setia kepada Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS, yang sekarang sedang menghadapi serangan udara pimpinan AS.
Status Twitter tersebut muncul setelah pemberitaan seminggu lalu, yang juga ditulis Reuters, bahwa kelompok tersebut telah mendukung aksi ISIS yang menyebar teror di Suriah dan Irak.
Sebelumnya akun Twitter ini kerap mengeluarkan pertanyaan atas nama Ansar Bayt al-Maqdis dalam beberapa bulan terakhir.
Akun ini sering menghilang lalu muncul kembali. Akun ini kembali hilang beberapa jam hingga akhirnya mengeluarkan pernyataan dukungan itu.
Hingga tulisan ini dibuat, Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian pernyataan atau menghubungi grup tersebut secara langsung untuk meminta komentar.
Jika klip audio tersebut asli, maka deklarasi kesetiaan tersebut akan menjadi kekuatan baru bagi ISIS dan membuat mereka semakin melebarkan kekuasaan di Mesir, bersamaan dengan di Irak dan Suriah.
Para pejabat keamanan Mesir mengatakan ISIS telah berkomunikasi dengan Ansar Bayt al-Maqdis, meskipun belum diketahui kapan kontak tersebut terjadi.
Pada bulan September, ISIS dikabarkan lebih dulu mendukung aksi pemberontak di Sinai agar terus melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Mesir.
Presiden Mesir Abdelfattah al-Sisi mengatakan Mesir menghadapi "ancaman eksistensial" dari militan yang berbasis di Sinai yang telah menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak pihak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi tahun lalu.
Bulan lalu, setidaknya 33 personel keamanan tewas dalam dua serangan berturut-turut, hingga mendorong Mesir untuk menyatakan keadaan darurat selama tiga bulan di bagian utara Sinai.
Serangan itu merupakan kemunduran bagi pemerintah, yang selama beberapa bulan terakhir telah berhasil membuat beberapa kemajuan dalam perjuangan melawan pemberontak dan fokus pada perbaikan ekonomi negara.