ANCAMAN ISIS

Pemenggalan Bikin Trauma Tentara Anak ISIS

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 14:18 WIB
ISIS merekrut anak dan remaja untuk berada di barisan tentara mereka. Anak-anak dilatih keras dan dipaksa menyaksikan kekejaman kelompok militan ini.
ISIS kembali memenggal warga negara Amerika Serikat. Kekejaman ini menjadi pemandangan sehari-hari bagi tentara anak ISIS. (Reuters/Social Media Website via Reuters TV)
Deir Ezzor, CNN Indonesia -- Kelompok militan radikal Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, kembali memenggal kepala warga negara Amerika Serikat, kali ini bernama Peter Kassig, pekerja lembaga bantuan kemanusiaan yang disandera.

Kassig adalah satu dari banyak warga asing, baik dari Amerika dan Inggris, yang mati di ujung pisau ISIS. Kekejaman dan doktrin ISIS yang menyimpang dari ajaran Islam ini tidak hanya diperuntukkan bagi anggota dewasa, bahkan juga tentara anak dan remaja yang dipaksa terjun di medan perang.

Salah satunya adalah Yasir, mantan tentara anak ISIS yang kabur bersama ayahnya ke Turki saat diwawancara CNN.com pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga pekan lalu, Yasir masih menenteng senapan AK-47, sebuah pistol tangan dan tubuhnya berbalut rompi peledak. Di usianya yang baru 15 tahun, dia ditugaskan menjaga pos pemeriksaan di kota Deir Ezzor, Suriah.

Yasir awalnya ikut bersama ayahnya bergabung di Front al-Nusra, kelompok militan Suriah yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Namun belakangan, saat wilayah itu dikuasai ISIS, mereka ikut berbaiat pada Abu Bakar al-Baghdadi.

"Saya menghabiskan sebulan tanpa bertemu keluarga dan siapapun yang saya tahu," kata Yasir.

Dia mengatakan, ada sekitar 100 anak besertanya saat itu. Mereka dicekoki doktrin radikal dan dilatih militer.

"Kami berlatih dengan merangkak di bawah jaring yang terbakar. Kami juga belajar menembak. Kami harus melompati cincin besi besar dan pelatih kami menembaki kaki kami dan mengatakan kami akan tertembak jika berhenti," ujar Yasir.

Pernah satu kali, dia harus berlari sejauh 2 kilometer. "Saya tidak berhenti berlari, meski telah kelelahan, kehabisan nafas," lanjut pemuda penyuka pelajaran bahasa Arab dan matematika ini.

Pemenggalan

Sebagai tentara ISIS, Yasir harus melihat banyak darah, termasuk pemenggalan tahanan atau musuh.

Menyaksikan pemenggalan musuh adalah hal yang paling meninggalkan trauma di dirinya. Saat pertama kali menyaksikan pemenggalan, dia mengaku tidak bisa makan selama dua hari.

Dia juga mengaku takut jika rompi peledak di tubuhnya meledak tidak sengaja karena terkena pecahan peluru. Kendati demikian, ujarnya, dia mengaku sangat kuat dan bangga.

Tapi sebagai seorang anak, dia rindu orang tuanya. Ini adalah pertama kalinya dia pergi jauh dari orang tua.

Setelah sebulan latihan, dia dipulangkan dan dipanggil bertugas sewaktu-waktu.

"Saat kami tiba, kami diberi senapan, rompi peledak dan radio. Kami akan diberitahu oleh pos pengawas jika ada pejabat VIP yang datang. Siapa pun yang bukan VIP, maka kami angkat senjata dan menghentikan mereka," ujar Yasir.

Orangtua Yasir yang khawatir akan keselamatan putranya akhirnya membawa dia kabur ke Turki.

"Saya bertanya pada ayah saya 'mengapa dia melakukan ini? Apa yang terjadi?' ayah saya mengatakan bahwa ISIS tidak sejalan dengan Islam," kata Yasir.

Awalnya, Yasir ingin kembali bergabung dengan ISIS karena doktrin yang telah melekat kuat dan banyak temannya yang masih ada di sana. Namun seiring waktu, dia menyadari bahwa ISIS berada di jalan yang salah.

"Saya menyadari seiring waktu, bahwa mereka tidak punya agama," tegas Yasir.

Sumber: CNN
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER