ANCAMAN ISIS

Obama: ISIS Penggal Sandera AS

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 05:21 WIB
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memastikan sandera warga AS asal Indiana Peter Kassig tewas dipenggal kelompok militan Negara Islam (ISIS).
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memastikan sandera warga AS asal Indiana Peter Kassig tewas dipenggal kelompok militan Negara Islam (ISIS). (Reuters/Jason Reed)
Amerika Serikat, CNN Indonesia -- Berbagai lembaga pemerintahan AS telah memastikan keaslian sebuah video yang memperlihatkan seorang pria bermasker berdiri di sebelah kepala berlumuran darah.

"Kassig telah diambil dari kita dalam sebuah aksi kejam oleh kelompok teroris yang diasosiasikan dunia dengan tidak berperikemanusiaan,” ujar Obama yang kemudian mengucapkan belasungkawa pada keluarga mantan prajurit AS tersebut seperti dilansir Reuters.

Ed dan Paula Kassig, orangtua Kassig, meminta kantor-kantor berita untuk tidak menyiarkan potongan-potongan gambar dari video tersebut. Mereka ingin anak mereka dikenang lewat kerja sosialnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami mengetahui adanya berita-berita tentang anak kami yang sangat kami cintai. Kami sedang menunggu konfirmasi dari pemerintah tentang kebenaran laporan-laporan tersebut,” ujar orangtua Kassig.

Mereka menyebut anaknya sebagai Abdul-Rahman, nama yang Kassig ambil setelah berpindah agama ke Islam dalam penyekapannya. Menurut keluarganya, ia ditawan pada 1 Oktober 2013 saat sedang memberikan bantuan pada korban peperangan di Suriah.

Kassig, yang sempat menjadi bagian dari militer AS di Irak pada 2007, kembali ke Timur Tengah pada 2012 untuk liburan kuliah ilmu politik di Universitas Butler.

Tergerak oleh penderitaan pengungsi perang sipil Suriah, Kassig pindah ke Lebanon untuk membantu di sebuah rumah sakit sebagai petugas darurat medis.

Pada September 2012, ia mendirikan Lembaga Bantuan Darurat Spesial untuk memberikan makanan dan obat-obatan bagi para pengungsi dan juga pelatihan pertolongan pertama bagi warga sipil di Suriah.

Orang-orang yang berkabung atas kematiannya, termasuk gubernur Indiana dan presiden Universitas Butler, mengatakan Kassig sebagai pribadi yang tidak mementingkan diri sendiri dan penuh inspirasi.

“Pembunuhannya telah membuat kami semua kehilangan,” ujar Nick Schwellenbach, teman Kassig saat belajar bahasa Arab di Beirut pada 2012. “Keluasan hatinya dan kerelaannya menolong telah membuat perbedaan di tengah kejamnya perang.”

Dalam sebuah surat untuk orangtuanya, Kassig mengatakan ia tengah berusaha keras menyesuaikan diri terhadap penyekapannya. Beberapa bagian dari surat tersebut dirilis orangtuanya saat muncul kabar mahas tersebut.

“Kalau saya meninggal, saya pikir ibu, ayah, dan saya dapat tenang mengetahui saya meninggal karena mencoba meringankan penderitaan orang-orang yang membutuhkan,” tulisnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER