Yangon, CNN Indonesia -- Dua puluh tiga orang dari kelompok pemberontak etnis Kachin Independence Army (KIA) tewas terkena tembakan meriam militer Myanmar pada Rabu (18/11).
Pernyataan resmi mengenai hal itu dirilis oleh KIA pada Kamis (20/11).
KIA adalah kelompok pemberontak etnis terakhir yang masih memerangi pemerintah Myanmar setelah gencatan senjata selama 17 tahun gagal pada 2011 dan proses perdamaian untuk mengakhiri konflik dengan etnis minoritas di Myanmar telah terhenti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden AS Barack Obama mendesak para pemimpin Myanmar untuk mendorong maju proses perdamaian ketika ia berkunjung ke negara itu pekan lalu.
Jumlah korban tewas dalam peristiwa yang terbaru ini adalah yang terbesar dalam konflik antara KIA dan tentara selama berbulan-bulan.
Pada April, Jenderal Gun Maw, wakil Panglima KIA dan anggota komite politik pemberontak, mengatakan bahwa sekitar 1000 orang anggota KIA telah menjadi korban, termasuk 280 yang tewas sejak gencatan senjata terhenti.
KIA mengangkat senjata pada 1961 dan merupakan yang terbesar kedua di antara 20 kelompok etnis bersenjata di Myanmar.