Beni, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak Uganda, yang dikenal dengan nama ADF-NALU, diduga telah membunuh 50 hingga 80 orang dalam sebuah serangan yang meletus di dekat kota Beni, Kongo, pada Kamis (21/11) malam.
Menurut keterangan saksi mata pada Jumat (21/11), para pemberontak berpura-pura menjadi tentara Kongo dengan mengenakan baju tentara sebelum menggorok leher para korban.
"Kami melihat 70 jenazah. Pihak berwenang sedang mengevakuasi jenazah lainnya, " kata seorang saksi mata yang melihat insiden pembantaian tersebut kepada
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pejabat setempat, provinsi di mana setempat, insiden pembunuhan terjadi sekitar 10 km sebelah timur bandara Beni, di dekat markas pasukan penjaga perdamaian PBB, MONUSCO.
Sementara juru bicara MONUSCO, Mayor Raphael Shonza tidak bisa mengkonfirmasi rincian serangan ini. Namun Shonza menyatakan akan mengirim pasukan pada Sabtu (22/11) ke lokasi kejadian.
Pejabat Kongo dan sejumlah kelompok masyarakat sipil menduga ADF-NALU adalah dalang di balik serangan ini. ADF adalah sebuah organisasi rahasia yang dibentuk pada 1990-an untuk melawan pemerintah Uganda.
Gubernur Kivu Utara, Julien Paluku menyatakan saat ini sembilan jenazah telah disemayamkan di rumah sakit terdekat, namun diperkirakan akan lebih banyak jenazah lagi yang ditemukan.
"Mereka dengan kejam dibunuh oleh ADF. Kejadian pembunuhan berlangsung jauh dari jalan utama, sekitar 12 kilometer dari Mavivi. Saya percaya mereka dibunuh di semak-semak," katanya.
ADF-NALU adalah kelompok pemberontak yang berbasis di Uganda dan Kongo. Kelompok pemberontak ini merupakan gabungan dua kelompok militan, yaitu kelompok The Allied Democratic Forces (ADF) dan kelompok National Army for the Liberation of Uganda (NALU).