Abuja, CNN Indonesia -- Polisi Nigeria terpaksa harus menembakkan gas air mata ketika sidang Majelis Rendah berlangsung ricuh pada hari Kamis (20/11).
Sidang parlemen yang membahas peningkatan aksi pemberontakan dari kelompok militan Islam di negara itu berubah menjadi ricuh ketika mantan Ketua Majelis Rendah, Aminu Tambuwal, berusaha memasuki gedung parlemen ketika sidang tengah berlangsung.
Seperti diberitakan
Reuters, Tambuwal bersama para anggota parlemen yang membelot ke partai oposisi berusaha menerobos masuk dengan memajat dinding dan pagar gedung parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, polisi anti huru-hara dan beberapa tentara berusaha mencegah mereka dengan memnembakkan gas air mata.
Ricuhnya sidang membuat Ketua Senat David Mark memutuskan untuk membubarkan parlemen dan menunda pembahasan RUU untuk memperpanjang keadaan darurat di tiga daerah yang dilanda pemberontakan.
"Setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan di kedua kamar Majelis Nasional terkait kerusuhan ini, maka kami putuskan sidang hari ini ditunda," kata Mark, Kamis (20/11).
Mark menambahkan sidang kemungkinan akan dilakukan lagi pada Selasa pekan depan.
Sidang parlemen digelar pertama kalinya ketika Tambuwal memilih bergabung dengan Presiden Goodluck Jonathan yang beraliran kiri, hanya beberapa saat sebelum pemilihan umum presiden pada Februari lalu.
Tambuwal dipandang sebagai kandidat kuat ketua kongres Nigeria, atau All People's Congress. Jabatan ini juga diincar mantan Presiden Muhammadu Buhari dan mantan Wakil Presiden Atiku Abubakar.
Namun, Tambuwal mengatakan dalam pada hari Selasa (18/11) lalu bahwa ia tidak akan mencalonkan diri pada pemilu mendatang dan akan mendukung kandidat APC lainnya.
Nigeria merupakan negara produsen minyak terbesar Afrika. Belakangan ini, Nigeria tengah berjuang melawan krisis mata uang yang diperburuk oleh penurunan harga minyak dunia.
Ditambah lagi, aksi terorisme dari kelompok militan Islam marak terjadi di tiga daerah di timur laut Nigeria.