Nairobi, CNN Indonesia -- Pasukan keamanan Kenya telah mengejar dan membunuh lebih dari 100 militan dan menghancurkan kamp mereka di Somalia setelah penyerangan terhadap bus di Nairobi yang menewaskan 28 orang, kata Wakil Presiden William Ruto, pada Minggu (23/11).
Militan Islam al-Shabaab Somalia telah mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu (22/11). Militan bersenjata ini memerintahkan penumpang di bus untuk membaca ayat Al-Quran dan menembak mati penumpang non-Muslim, yang terdiri dar 19 laki-laki dan sembilan perempuan yang tidak bisa membaca Al-Quran.
Kelompok itu mengatakan pembunuhan yang terjadi di luar Mandera, sebuah kota di ujung timur laut dekat perbatasan Somalia dan Ethiopia itu adalah pembalasan atas serangan di masjid di kota pelabuhan Mombasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, polisi di Mombasa menembak mati satu orang dan menangkap hampir 400 orang saat mereka menyerbu empat masjid yang mereka anggap digunakan untuk merekrut militan dan menyimpan senjata.
Polisi Kenya mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan keamanan mengejar para penyerang yang langsung melarikan diri ke Somalia setelah melakukan penyerangan.
"Dua operasi sukses dilakukan terhadap militan di seberang perbatasan. Tindakan balasan kami menyebabkan 100 korban jiwa," kata Willian Ruto dalam konferensi pers di Nairobi.
Ruto mengatakan kamp yang digunakan oleh penyerang dan empat truk pick-up yang dipersenjatai juga hancur.
"Pesan kami kepada mereka jelas. Anda mungkin menyelinap dan menyerang warga sipil yang tidak bersalah. Tapi untuk setiap serangan terhadap Kenya dan warganya, kami akan mengejar ke manapun Anda pergi," kata Ruto, tanpa menyebut nama al-Shabaab.
Di sisi lain, Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al Shabaab, mengatakan semua orang yang terlibat dalam dalam serangan itu tidak terluka.
Serangan di bus pada Sabtu itu mengundang kecaman internasional dari Somalia, Inggris, Amerika Serikat dan PBB.
Mantan Perdana Menteri Kenya Raila Odinga meminta pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi keamanan negara yang memburuk.
“Kapan kita bisa berharap situasi ini berakhir? Darimana awalnya?" kata Odinga yang sekarang menjadi pemimpin oposisi, dalam sebuah pernyataan.
Al Shabaab menewaskan sedikitnya 67 orang dengan pistol dan granat dalam serangan di pusat perbelanjaan Nairobi September lalu, mengatakan bahwa itu adalah balas dendam atas serangan terhadap perjuang mereka oleh pasukan Kenya di Somalia.
Rentetan serangan di Nairobi telah memukul insdustri pariwisata Kenya.
Para ahli menyalahkan struktur komando dan intelijen yang buruk yang menjadi biang masalah di Kenya, namun Ruto meyakinkan bahwa koordinasi telah ditingkatkan dan keberhasilan membalas penyerangan adalah buktinya.