DEMONSTRASI DI YAMAN

Ribuan Demonstran Menuntut Kemerdekaan Yaman Selatan

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2014 18:31 WIB
Ribuan massa berdemonstrasi menuntut kemerdekaan di kota utama Aden, Yaman Selatan, Senin (1/12). Bentrokan dengan polisi anti huru-hara tak terhindarkan.
Massa berdemonstrasi dengan mengibarkan bekas bendera Yaman menuntut kemerdekaan di kota utama Aden, Yaman Selatan, Senin (1/12). (Reuters/Yaser Hasan)
Sana'a, CNN Indonesia -- Ribuan massa berdemonstrasi menuntut kemerdekaan di kota utama Aden, Yaman Selatan, Senin (1/12). Para demonstran berbaris menuju gedung pemerintah daerah setempat, sehingga bentrokan dengan polisi anti huru-hara tak terhindarkan.

Seperti diberitakan AFP, setidaknya lima orang terluka dalam bentrokan tersebut.

Aksi protes ini terjadi bertepatan dengan peringatan 47 tahun berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris di wilayah ini pada tahun 1967, menghantarkan negara ini menjadi negara yang merdeka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, persatuan tersebut tersebut mulai goyah ketika pada 1990, daerah utara bergabung dengan selatan.

"Polisi melepaskan serentetan tembakan peluru dan gas air mata untuk membubarkan kami ketika kami mencoba untuk maju menuju gedung Kegubernuran untuk menaikkan bekas bendera Yaman Selatan," kata seorang aktivis Gerakan Selatan yang tak ingin disebutkan namanya, seperti ditulis Al-Arabiya, Senin (1/12).

Menurut aktivis tersebut, hingga berita ini ditulis, aksi protes telah menyebabkan satu orang tewas dan empat lainnya terluka. Salah satu korban mengalami luka yang cukup parah.

Sementara, juru bicara demonstran, Radfan al - Dubais menyatakan gas air mata yang diluncurkan aparat kepolisian membuat massa sulit bernafas.

Pengunjuk rasa menolak rencana Syiah pada Februari lalu untuk membagi Yaman menjadi enam negara bagian, termasuk dua negara bagian di sebelah selatan. (Reuters/Yaser Hasan)
Gerakan Selatan berkampanye untuk menuntut otonomi atau pemisahan langsung wilayah selatan Yaman negara tersebut.

Para pengunjuk rasa yang dateng dari berbagai daerah di selatan Yaman menyatakan tidak akan mundur sebelum pemerintah mengabulkan kemerdekaan mereka.

"Kami tidak akan mundur sampai kita meraih kemenangan, pembebasan dan kemerdekaan," kata seorang demonstran yang membawa spanduk di alun-alun kota Aden, lokasi di mana massa telah berkemah sejak 14 Oktober lalu.

Pada aksi protes Minggu (30/12), seorang pemimpin Gerakan Selatan garis keras, Hassan Baum, menyatakan rakyat wilayah selatan menolak semua inisiatif yang tak memenuhi hak mereka untuk bebas, berdaulat dan merdeka.

Yaman saat ini dilanda teror dari pemberontak Syiah Houthi yang semakin memperluas kontrol mereka atas negara tersebut.

Houthi telah merebut pelabuhan utama, sebelum bentrok dengan suku Sunni dan militan Al-Qaidah selatan di Sana'a.

Pengunjuk rasa juga telah menolak rencana Syiah pada Februari lalu untuk membagi Yaman menjadi enam negara bagian, termasuk dua negara bagian di sebelah selatan.

Baca juga: Pasukan Yaman dan AS Selamatkan Delapan Sandera Al-Qaidah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER