Frankfurt, CNN Indonesia -- Pilot maskapai Lufthansa melakukan pemogokan selama dua hari yang dimulai Senin (1/12), yang menjadi pemogokan mereka yang ke-9 tahun ini.
Akibat pemogokan ini, maskapai Jerman itu terpaksa membatalkan hampir setengah dari semua penerbangan yang terjadwal, menyebabkan ribuan wisatawan terdampar.
Menurut analis, sebanyak 1350 penerbangan yang dibatalkan akan berdampak pada 150 ribu penumpang dan membuat kerugian hingga jutaan euro bagi Lufthansa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lufthansa dan serikat buruh Vereinigung Cockpit (VC) telah berselisih selama berbulan-bulan terkait skema pensiun dini bagi para pilot.
Putaran terbaru pembicaraan gagal pada Jumat (28/11).
"Negosiasi gagal karena kita tidak bisa menyepakati poin-poin penting. Lufthansa pada dasarnya ingin menyingkirkan kesepakatan bersama dan menginginkan orang-orang baru tidak menerima manfaat lebih," kata anggota dewan VC Joerg Handwerg kepada TV Reuters.
VC, yang mewakili sekitar 5400 pilot Lufthansa, sedang berjuang untuk menjaga aturan yang memungkinkan pilot untuk pensiun pada usia 55 dan masih menerima hingga 60 persen dari gaji mereka sebelum pembayaran pensiun reguler dimulai saat mereka berusia 65 tahun.
Lufthansa mengatakan mereka membuat konsesi dalam pembicaraan baru-baru ini, termasuk kenaikan gaji 5 persen, tetapi menegaskan tidak akan menerima permintaan yang pilot baru serta mereka yang sudah bergabung lama dengan perusahaan untuk bisa pensiun pada umur 55.
Maskapai ini berusaha untuk memotong biaya karena persaingan ketat dengan maskapai penerbangan murah dan operator yang berbasis di daerah Teluk.
Menjelang Natal"Jika Anda ingin pergi ke suatu tempat untuk berlibur dan ini jadi merukan semuanya, maka ini tidak baik. Mereka harus duduk dan mencapai kesepakatan," kata penumpang Lufthansa Elfriede Bretagne di Frankfurt, bandara tersibuk di Jerman.
Sengketa antara VC dan Luftansa telah membuat kerugian mencapai 160 juta euro , belum lagi ditambah tekanan dari ekonomi global dan ketatnya persaingan.
Analis Mark Simpson dari Goodbody mengatakan jika pemogokan terus berjalan dalam beberapa waktu ke depan, maka kerugian akan lebih parah.
“Kami melihat ancaman pemogokan ke periode Natal akan menjadi risiko yang lebih signifikan daripada yang dijadwalkan untuk hari ini dan besok," katanya.